Menteri Agama Suryadharma Ali membantah terjadi penyalahgunaan dana setoran awal haji. Ditegaskannya, tidak benar ada salinan surat penjaminan deposito dana haji yang diduga digunakan untuk bisnis di sektor swasta.
Suryadharma mengatakan, telah bertemu dengan Direktur Pengelola Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, Achmad Djunaedi. Achmad mengakui memang membuat surat. Tapi surat itu untuk kepentingan administrasi semata yakni menaikkan suku bunga dan sama sekali tidak ada kepentingan lain.
/>
"Ada surat yang ditandatangani itu hanya untuk kepentingan menaikkan suku bunga dari 6,5 persen menjadi tujuh persen," kata Menag di Jeddah, Senin (20/12).
Menag menegaskan tidak mudah 'memain-mainkan' dana haji untuk kepentingan tertentu, terlebih diselewengkan untuk kepentingan bisnis. Untuk menjaminkan dana itu harus melalui proses yang cukup sulit. Pejabat setingkat menteri atau minimal dirjen harus turut menandatangani sebuah surat penjaminan atau bila ingin dicairkan dananya.
”Saya sudah konfirmasi, tidak sedetik pun dana setoran awal haji yang keluar dari rekening BNI,” ujar Menag.
Menag mempersilakan dilakukan pengusutan bila memang ada penyelewengan. Dia pun menyatakan akan mendukung bila dilakukan pengusutan.
Menag menyayangkan pemberitaan Tempo tentang adanya dugaan aroma tak sedap penyelewengan itu yang tidak memberikan hak jawab yang cukup untuk Kementerian Agama.
Kasus ini bermula dari ditemukannya salinan surat dari Kementerian Agama yang ditandatangani oleh Achmad Djuanaedi. Surat itu ditujukan kepada BNI diduga bertujuan sebagai jaminan bisnis perusahaan swasta.
Ahmad Djunaedi mengaku tidak tidak ada penggunaan dana haji Sertifikat deposito yang dicairkan ini bernomor seri PAA 0126987.
Menteri Agama menempatkan deposito ini melalui Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah terhitung sejak 28 Januari 2010 dan hingga 28 Februari 2010.
Djunaedi tak menyangkal kebenaran salinan surat yang ada. Namun ia mengatakan surat itu dikirim hanya untuk meminta BNI menaikkan bunga deposito dari 6,5 persen menjadi 7 persen per tahun. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)