Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni diminta untuk berani memangkas mafia pemondokan haji yang sering bermasalah. "Masalahnya, pemilik pemondokan di Arab Saudi sering memancing munculnya masalah itu, sehingga petugas Indonesia yang mencari pemondokan pun tergiur," kata jemaah haji asal Sidoarjo, Fatoni, di Madinah, Sabtu (27/12).
Jemaah asal Sidoarjo, Jawa Timur, yang sudah berkali-kali menunaikan ibadah haji dan bahkan pernah menjadi petugas haji itu menyatakan telah melakukan investigasi tentang pemondokan haji 2008.<>
"Hasil investigasi saya terhadap pemondokan haji tahun ini yang cukup jauh menunjukkan tarif sebenarnya tidak sampai 1000 riyal, namun pemilik pemondokan tetap memberikan kuitansi senilai 2000 riyal," katanya.
Menurut dia, kepentingan pemilik pemondokan yang jauh itu adalah pemondokannya laku, lalu mereka menawari petugas pencari pemondokan untuk bagi-bagi selisih harga yang ada secara rata.
"Saya kira, hal itu akan terjadi terus bila Menag tidak berani memangkas mafia dalam bisnis pemondokan itu. Caranya, pemerintah harus menunjuk petugas dengan diberi uang jasa secara resmi agar tidak tergiur iming-iming lain," katanya.
Tentang uang jasa yang dimaksud, ia mengatakan hal itu harus dilakukan karena iming-iming dari luar cukup menggiurkan dengan "keuntungan" dapat mencapai miliaran per-orang.
"Hal itu tentu bukan perkara mudah, karena itu Menag harus benar-benar memilih tenaga yang memiliki integritas yang tinggi demi kepentingan jemaah dengan memberi uang jasa yang mungkin tidak besar tapi pantas untuk setiap mendapatkan satu pemondokan," katanya.
Ia menambahkan cara itu akan menguntungkan jemaah dengan mendapatkan pemondokan yang cukup dekat dari Masjidilharam, karena ketegasan pemerintah Indonesia akan membuat pemilik pemondokan di Arab Saudi juga menjadi segan.
"Pemondokan tahun ini sebenarnya bisa dekat dari Masjid Al Haram, karena alasan perluasan Masjid Al Haram dan mahalnya pemondokan di dekat Masjid Al Haram sebenarnya hanya dicari-cari, lha wong rencana perluasan Masjid Al Haram sudah tiga tahun lalu," katanya. (ant/dar)