Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, menerima keputusan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) agar dirinya bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Muhaimin juga menyanggupi permintaan para kiai NU itu agar dirinya berkomunikasi dengan SBY. “Aspirasi ini penting bagi saya untuk berkomunikasi dengan Pak SBY,” ujarnya.<>
Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai Musyawarah Alim Ulama yang digelar di Pesantren Al Fadlu wal Fadzilah, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (30/4).
Hadir dalam pertemuan tersebut para kiai sepuh dari berbagai wilayah di pulau Jawa. Di antaranya, KH Dimyati Rois (Kendal) yang merupakan tuan rumah, KH Azis Mansyur (Jatim), KH Muslim Imam Puro atau Mbah Lim (Jateng), KH Munif Muhammad Zuhri (Demak), dan puluhan kiai lainnya.
Mengenai komunikasinya dengan SBY, Muhaimin mengaku sering melakukannya melalui telepon. Dia mengatakan akan menyampaikan aspirasi para kiai itu pada SBY. “Demokrat kan selalu menunggu aspirasi apa pun,” tuturnya.
Aspirasi para kiai tersebut, katanya, merupakan arus utama PKB. Karena itu, pihaknya akan membawa kepada forum partai untuk memformalkannya. “Ini juga akan jadi aspirasi utama partai yang akan kita bawa ke Musyawarah Nasional kita,” tandasnya.
Juru Bicara Musyawarah Ali Ulama yang juga Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, mengatakan, para kiai menilai Muhaimin merupakan sosok ideal. “Mewakili kaum nahdliyin dan generasi muda yang bisa menjadi benteng NKRI,” ujarnya.
Karding juga mengungkapkan bahwa para kiai juga mendoakan SBY agar sehat dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa. Dia juga mengungkapkan, sebelum acara, Muhaimin sempat bertemu ulama terkenal KH Muslim Rifai Imam Puro alias Mbah Lim.
Dalam pertemuan itu, Mbah Lim meminta Muhaimin agar jadi cawapres. Hal ini untuk menyelamatkan politik NU dan NKRI. (rif)