Luwuk, NU Online
Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU Sulawesi Tenggara (Sulteng) yang diselenggarana pada 2-4 Juli di Gedung Darmawanita Kab. Banggai menghasilkan empat program strategis dalam upaya pemberdayaan NU.
Sekretaris PWNU Sulut H. Lukman Thaher menjelaskan keempat bidang tersebut mencakup bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan, penataan kelembagaan dan konsolidasi organisasi serta penggalangan dana.
<>Dalam bidang keagamaan, peserta Muskerwil dari 10 cabang ini berhasil memetakan beberapa permasalahan keagamaan di Sulteng seperti minimnya pemahaman agama dan pendidikan masyarakat, dakwah tidak menyentuh sasaran, kekerasan dan kriminal masyarakat, serta moral masyarakat, terutama generasi muda yang rentan terhadap ajaran sesat.
Lukman yang juga Rektor di Universitas al Akhairat Palu menjelaskan PWNU saat ini sedang berusaha melokalisir penyebaran aliran sempalan, meminimalisir penyebaran miras dan narkoba melalui dialog dan penyuluhan agama
Dikatakannya saat ini tengah berkembang ajaran Nabi Sampekonang dengan ajarannya Alikaetang. “Mereka syahadatnya sudah dirubah, asyhadu an laa ilaa ha illallah waana aliyyan imamullah, bukan muhammadur rasulullah,”tuturnya, Selasa.
Dijelaskannya ajaran ini sebenarnya merupakan ajaran lama, namun dimunculkan kembali oleh anaknya yang kini sudah dipenjara. Saat ini PWNU akan menerbitkan buku untuk memberi penjelasan masalah-masalah tersebut sesuai dengan Al Qur’an dan Hadist. Menurutnya, berkembangnya ajaran ini karena pemahaman masyarakat tentang ajaran agama masih minim sehingga mudah dipengaruhi. Ia memperkirakan terdapat sekitar 1000 orang yang menjadi pengikut.
Mengenai bidang sosial kemasyarakatan, Lukman yang juga dosen di STAIN Datokarama Palu ini menjelaskan problematika yang dihadapi adalah tingginya angka kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan masyarakat, pengarusutamaan gender, pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, dan pemberdayaan hukum dan keadilan.
Dalam hal ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah menyediakan beasiswa bagi anak-anak NU, pembangun pendidikan Maarif dan ponpes NU, life skill, workshop etos kerja dan kearifan lokal, mendirikan klinik NU, seminar KDRT, pembentukan lembaga ekonomi mikro, koperasi syariah, dan LBHNU.
Berkaitan dengan upaya penataan kelembagaan dan konsolidasi organisasi, acara yang dihadiri oleh sekitar 250 orang ini akan berupaya untuk melakukan sosialisasi organisasi NU, pelatihan dan pengkaderan, menerbitkan KTA, optimalkan kinerja banom, lajnah dan berbagai lembaga, dan mengadakan pelatihan organisasi.
“Kita berharap pertemuan musyawarah itu tidak hanya sekedar silaturrahmi keluarga besar NU, tetapi sekaligus memberdayakan Majelis Wakil Cabang (MWC. setingkat kecamatan.red) yang ada di masing-masing daerah,” imbuhnya. Ia menjelaskan saat ini dari 9 kabupaten dan 1 kota, hanya 2-3 yang belum membentuk MWC.
PWNU Sulteng juga akan membangun sekretariat diatas tanah seluas 400 meter persegi hasil pembelian warga NU dan merenovasi bangunan yang ada diatasnya. Sebelumnya PWNU Sulteng belum memiliki kantor tetap. PWNU juga memperolehwakaf tanah seluas 2500 meter persegi yang rencananya untuk pendirian pondok pesantren NU.
“Kita juga mensosialisasikan kepada semua pengurus yanga ada supaya mereka lebih memiliki motivasi yang tinggi untuk mengabdi kepada NU,” imbuhnya.
Berkaitan dengan penggalangan dana NU, ia menjelaskan akan memaksimalkan pengelolaan aset-aset yang dimiliki NU yang kini belum maksimal. Beberapa usaha lainnya adalah menggalakkan iuran tetap anggota, menghimpun dan infak, shodaqah dan wakaf tunai, pembentukan koperasi NU ditingkat wilayah sampai ranting, bermitra kerja dengan pemerintah, dan bekerjasama dengan lembaga donor.
“Kita juga mengupayakan ormas keagamaan seperti NU mendapat alokasi anggaran dalam APBD,” paparnya.
Acara ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan dihadiri oleh bupati dan wakil bupati yang keduanya juga warga NU. (mkf)