Warta

Nahdliyyin Tegal Peringati Semalam Suntuk

Ahad, 11 April 2010 | 02:13 WIB

Tegal NU Online
KH. Abdurahman Wahid adalah tokoh yang paling dikagumi oleh Warga Nahdliyin. Karena kenyelenehan dan kenyentrikanya, sering kali kiai yang akrab disapa Gus Dur itu dalam situasi yang menegangkan seperti dalam debat  membuat Geer, dan ketegangan pun terpecahkan.

Kini kiai yang dijadikan tokoh Multikultur itu telah meninggalkan kita, peringatan pun di gelar dimana-mana, tak hanya di Jombang didatangi ribuan pengunjung di Kabupaten Tegal pun peringatan 100 hari wafatnya KH Abdurahman Wahid dibanjiri pengunjung.<>

Peringatan 100 hari atau dalam bahasa Jawa Tegal dikenal dengan Nyatus tersebut dipandegani Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tegal, Jum’at (9/4) malam, yang dipusatkan di depan gedung NU Kabupaten Tegal, Jl Ahmad Yani no 11.

Ketua Panitia Ahmad Suyuti melaporkan kegiatan tersebut akan berlangsung semalam suntuk, diawali dengan tahlil dan doa bersama antar umat beragama yang dipimpin oleh Kiai Amir dari Ponpes Tegal Kubur dan KH Hambali Uzman, Rais Syuriah PCNU Kabupaten Tegal, dilanjutkan dengan ceramah dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Masruri Mughni, dan sebagai puncak acara pagelaran kolaburasi wayang golek dan wayang kulit dengan dalang Ki Entus Susmono.     

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD dan Habib Muhammad Lufti bin Yahya yang di jadwalkan akan datang ternyata tidak bisa hadir. Panitia menakasir jumlah pengunjung sekitar 16 ribu orang.

Ketua BPN Yuswanda PhD dalam ceramahnya memaparkan pentingnya menjaga kelestarian alam dan segala pontensinya yang berada didalamnya, tetapi untuk melakukan hal itu tidak mudah karena harus berhadapan dengan pihak-pihak yang berkepentingan lain.

“Untuk itu Badan Pertanahan Nasional membuat program yang diberi nama Program Reforma Agraria dengan tujuan memberikan kemudahan warga masyarakat mendapatkan hak-hak terutama dalam bidang pertanahan seperti sertifikat gratis,“ paparnya.

Dalam kesempatan itu juga BPN memberikan sertifikat dan bibit pohon  gratis, sertifikat diberikat kepada 7 orang dan bibit pohon sejumlah 3 ribu.

Sementara dalang Ki Entus Susmono mementaskan kolaburasi wayang golek dan wayang kulit dengan judul Kumbakarna Gugur. Saat diklarifikasi tentang judul tersebut Ki Entus menjeleskan judul tersebut pernah dipesan oleh Gus Dur sepuluh hari sebelum ia meninggal dan akan dipentaskan di Jombang,

“Untuk itu sebagai hutang saya kepada Gus Dur saya mainkan wayang ini dengan judul Kumbakarna Gugur,” katanya.

Pagelaran tersebut juga, dimeriahkan sinden dari Jepang Hironi Kano dan pelawak Cak Kirun, keduanya mengaku sebenarnya sedang ada kegiatan yang cukup sibuk tetapi karena peringatan untuk Gus Dur maka segala kesibukanya ditinggalkan.

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Masruri Mughni berpesan pegang aqidah ahlusunah wal jamaah dengan kuat karena menurutnya genersi yang hebat adalah generasi yang mampu meneruskan pemikiran yang terdahulu. (miz)


Terkait