Warta

NU Bekasi Ingatkan Nahdliyin Waspadai Gerakan Terorisme

Kamis, 13 Agustus 2009 | 10:27 WIB

Bekasi, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi, Jawa Barat, mengingatkan kepada seluruh kalangan Nahdliyin (warga NU) setempat agar selalu mewaspadi gerakan apa pun yang dapat merusak citra Islam, seperti halnya terorisme.

Peringatan tersebut disampaikan Ketua PCNU Kota Bekasi, KH Zamaksyari A. Majid, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Zainuri, Kamis (13/8) sore. Ia mengatakan hal itu menyusul ditangkapnya sebuah rumah di Perumahan Puri Nusaphala, Jati Asih, Bekasi, akhir pekan lalu.<>

Menurut Kiai Zamaksyari, gerakan terorisme, terutama yang mengatasnamakan Islam, tidak hanya merusak citra Islam, melainkan juga melanggar norma-norma kemanusiaan. Apalagi jika gerakan tersebut berdalih untuk jihad.

Doktor kajian Ilmu Tafsir Al-Qur’an itu menambahkan, pada dasarnya, Islam tidak menolak jihad. Bahkan, jihad diperlukan sepanjang kehidupan manusia dalam arti yang  bersungguh-sungguh, seperti  mencegah kemungkaran, kebatilan, serta memberantas usaha-usaha kerusakan.

Namun, jihad dalam pengertian terorisme, jelas merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan oleh siapa pun dan dari sudut pandang mana pun. “Kita sangat tidak setuju, manakala jihad dipakai untuk merusak kehidupan manusia, apalagi membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Sebab, Islam adalah agama rahmatan lil alamin,” tambahnya.

Ia mengharapkan kepada segenap petinggi PCNU hingga Pengurus Ranting NU se-Kota Bekasi dapat memberikan pemahaman tentang jihad dan terorisme kepada masyarakat (nahdliyin) melalui diskusi, pengajian, dan ceramah-ceramah agama.

“Gerakan-gerakan terorisme, baik secara eksplisit maupun implicit, harus terus diwaspadai. Mereka sekarang telah menyusup dan menyamar menjadi ustadz, karena itu kita harus berhati-hati mencari figur ustadz,” imbuhnya.

Pelaku teroris yang ditembak mati aparat Densus 88 Mabes Polri Perumahan Puri Nusa Pala, Jati Asih, Kota Bekasi, itu adalah Eko Sarjono dan Air Setyawan. Keduanya asal Kelurahan Brengosan, Kecamatan Purwosari, Kota Solo, Jawa Tengah.

Di rumah itu, Polisi juga menemukan empat bom aktif berkekuatan ledak rendah, dan tinggi, dua body protector, dan bahan baku peledak seberat 500 kilogram. Menurut Kapolri, bom itu memiliki daya ledak kuat, seperti yang terjadi di Gedung Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta beberapa tahun silam. (rif)


Terkait