Warta

NU Berharap Tarekat Jadi Kekuatan Besar Dunia

Sabtu, 16 Juli 2011 | 08:27 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) berharap para ulama sufi dan umat Islam yang tergabung dalam berbagai jamaah tarekat di seluruh dunia bisa menjadi kekuatan besar dalam mewujudkan perdamaian dunia. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua uMUM Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Asad Said Ali dalam acara pembukaan Pertemuan Kaum Sufi Sedunia atau Multaqa as-Sufiyyah al-Alamiyyah di Jakarta, Sabtu (16/7).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-85 NU. Menurut As’ad yang juga Ketua Panitia Harlah ke-85, Pertemuan Kaum Sufi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan di Libya. Dalam pertemuan itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ditunjuk sebagai Wakil Sekjen Forum Kaum Sufi Seduni untuk Wilayah Asia Tenggara.<>

“Diharapkan pertemuan para ulama sufi yang kita selenggarakan ini menjadi kegiatan rutin yang bisa menjadi kekuatan besar dalam mewujudkan perdamaian perdamaian dunia, dan dalam membangun dunia yang lebih beradab,” katanya.

Acara pembukaan Pertemuan Kaum Sufi Sedunia ini diikuti oleh sekitar 700 undangan orang termasuk perwakilan dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, Maroko, Syiria, Lebanon, Libya, Malaysia, dan Brunei.

Menurut As’ad, rangkaian acara harlah sebelumnya didahului dengan launching Harlah di kantor PBNU Jakarta, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan seminar kebangsaan dan pemberdayaan warga di empat kota, yakni Semarang, Bandung, Surabaya dan Jakarta.

Rangkaian acara harlah dilanjutkan dengan pameran ekonomi kreatif di Jakarta sebagai bagian dari upaya membangkitkan kekuatan ekonomi umat. Acara pertemuan kaum sufi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Harlah.

Puncak acara Harlah ke-85 NU adalah Rapat Akbar di Gelora Senayan, Jakarta, Ahad (17/7). “Hingga saat ini sudah 140 ribu warga NU yang tercatat akan hadir di Gelora,” katanya.

Hari berikutnya rangkaian acara Harlah akan ditutup dengan kegiatan silaturrahim antar ulama Afganistan dan Indonesia. Kegiatan terakhir ini dilakukan dalam rangka membantu perdamaian di negara muslim Afganistan. “Hingga saat ini saudara kita yang di Afganistan masih mengalami tragedi kemanusiaan,” pungkasnya.

Penulis : A. Khoirul Anam


Terkait