Warta

NU Jangan Hanya Jadi Objek Penelitian

Sabtu, 29 Juli 2006 | 05:04 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatu Ulama (NU) telah memunculkan banyak profesor dan doktor berkat penelitian-penelitian mereka tentang sejarah dan perkembangan NU. Ini tidak cukup membanggakan karena dengan begitu NU hanya menjadi objek penelitian.

Hal tersebut disampaikan KH. Said Budairi di ruang pameran foto dan dokumen bersejarah NU di area Munas Alim Ulama, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu (29/7).

<>

KH. Said Budairi adalah salah seorang sesepuh NU yang mempelopori pengumpulan dokumentasi dan arsip NU melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), salah satu lembaga di bawah naungan NU. Dirinya aktif di Lakpesdam sejak tahun 1987.

“Waktu itu dokumen-dokumen NU tidak masih berserakan di PBNU. Namun dokumen NU lebih banyak di rumah-rumah para pengurusnya dan tidak ditemukan di kantor,” kata Said Budairi.

Tim lakpesdam berjalan dari rumah ke rumah. “Kami yakin seperti di rumah istri KH. M. Dahlan (salah seorang pendiri NU: Red) ada banyak dokumen NU. Juga Ada juga di Tebuireng, Jombang. Kami temukan Nahdlatut Tujjar (organisasi para pedagang pribumi pada tahun 1918) yang berbahasa Arab pegon,” Said Budairi bercerita.

Momen Muktamar dan Munas NU menjadi ajang penting untuk mengumpulkan dokumen NU sebanyak mungkin. "Kalau boleh kami minta ya alhamdulillah, kalau tidak kami foto copy," kata Sid Budairi.

Dukumentasi lengkap NU kini ditangani oleh Perpustakaan yang berada di bawah naungan PBNU. Hampir semua yang ada di perpustakaan itu diboyong dari kantor Lakpesdam. Dikatakan Said Budairi, dokumen yang dipamerkan di “Nahdliyyin Center” pada Munas kali ini lebih lengkap dari yang dikumpulkan timnya dulu.

“Namun, harusnya Nahdliyyin Center benar-benar menjadi center NU, jangan sampai hanya dimanfaatkan orang. NU jangan sampai hanya menjadi cagar budaya,” kata Said Budairi didampingi koordinator pameran Satiri Ahmad dari Lakpesdam yang menjadi penerusnya sebagai pengumpul dukumen NU.

Menurutnya, para peneliti muda NU perlu memunculkan analisa-analisa baru tentang NU, menjadikan NU sebagai subyek penelitian yang berbenah dari waktu ke waktu untuk memantapkan eksistensinya sebagai organisasi sosial keagamaan.

Ketua PBNU KH. Abdul Aziz yang menangani bidang komunikasi dan dokumentasi mengatakan, kini PBNU melaui Lajnah Ta'lif  wan Nasyr (LTN) NU tengah bergiat melakukan penelitian NU di luar Jawa. "Kita perlu tahu bagaimana sejarah dan perkembangan NU di Luar Jawa," katanya saat peresmian pameran. (nam)


Terkait