Jember, NU Online
Nahdlatul Ulama di wilayah Jawa Timur bekerjasama dengan pihak Perum Perhutani dan Dinas Kehutanan menggalakkan program reboisasi terutama di lahan bekas pembalakan liar. Melalui reboisasi itu diharapkan problem yang diakibatkan kerusakan hutan bisa diminimalisir.
Rabu (21/11) kemarin Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup (GNKL) PCNU Jember melakukan kegiatan penanaman sejuta pohon yang dimulai Ketua PWNU Jatim KH Ali Maschan Moesa didampingi oleh Ketua PCNU Jember KH Muhyiddin Abdushomad.
<>“Saat ini jumlah bibit yang akan disebar baru mencapai 50.000”, ujar Ketua GNKL-NU Jember, Abdul Qodim HS Monembojo di sela-sela penanaman bibit pohon pertama oleh Ketua PWNU Jatim di halaman Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Serut, Kecamatan Panti, sekaligus menandai dimulainya reboisasi di kawasan itu.
Wakil Direktur Perum Perhutani KPH Jember, Asep Setiadi menyatakan, kerusakan hutan di Jember sudah mencaapi 9.000 hektar lebih dari total luas 77.000 hektar. Kerusakan itu diakibatkan penebangan liar secara besar-besaran beberapa tahun lalu. Kerusakan terparah dialami hutan di Kecamatan Silo dan Mumbulsari.
Walaupun reboisasi yang dilakukan Perum Perhutani pernah gagal karena rendahnya kesadaran masyarakat sekitar hutan, namun Asep yakin gerakan penghijauan yang dicanangkan PBNU akan berhasil, sehingga tahun 2008, rehabilitasi hutan khususnya di Jember sudah tercapai.
Ketua PWNU Jatim KH Ali Maschan Moesa saat memberikan taushiyah mengatakan, salah satu aspek penting dalam beberapa kasus penebangan liar adalah soal kemiskinan. Pemerintah terutama pihak Perhutani perlu memberikan perhatian lebih pada kesejahtaan masyarakat sekitar hutan.
"Logikanya, kalau orang yang kaya tidak peduli kepada yang miskin, maka yang miskin akan mencari sumber pemasukan lain, walupun itu harus menebang pohon di hutan. Karena hutan ditebang, maka banjir, kena balak semua”, katanya. (ary)