Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan usia muda yang menandai pergantian kalender) pada hari ini, Kamis (20/8) pukul 17.35 WIB.
Lokasi rukyatul hilal di 11 tempat di seluruh Jatim. Antara lain, Pantai Gebang, Bangkalan; Pantai Ambet, Pamekasan; Tanjung Kodok, Lamongan; Pantai Kenjeran, Surabaya; Bukit Condro, Gresik; Pantai Serang, Bangkalan; dan Pantai Ngliyep, Malang Selatan.<>
Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim, Sholeh Hayat, irtifaq (ketinggian hilal) pada 20 Agustus 2009 M atau 29 Sya`ban 1430 H masih di bawah ufuk atau minus tiga derajat, sehingga hilal diperkirakan akan sulit dilihat dengan rukyatul hilal," katanya di Surabaya, Rabu (19/8) kemarin.
Namun demikian, imbuh dia, pihaknya belum berani memutuskan menentukan awal Ramadhan menggunakan metode hisab (perhitungan astronomis), melainkan tetap dengan rukyatul hilal.
“Kalau pun usia bulan Sya`ban itu digenapkan 30 hari, maka istikmal (penggenapan) itu harus dilakukan dengan melihat langsung (rukyatul hilal)," katanya.
Sikap NU itu, katanya, karena syariat (hukum agama) memang mengatur dengan rukyatul hilal sebagaimana yang diperintahkan Nabi Muhammad. Ia mengatakan, bila rukyatul hilal gagal melihat hilal, maka usia bulan Sya`ban digenapkan 30 hari hingga 21 Agustus, sehingga awal Ramadhan 1430 H adalah 22 Agustus.
"Tapi, kalau hilal dapat di-rukyat, maka umur bulan Sya`ban hanya 29 hari dan awal Ramadhan 1430 H mulai 21 Agustus. Kita tunggu saja kemungkinannya, apakah sama dengan hasil hisab atau tidak," katanya. (ant/dar)
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan usia muda yang menandai pergantian kalender) pada hari ini, Kamis (20/8) pukul 17.35 WIB.
Lokasi rukyatul hilal di 11 tempat di seluruh Jatim. Antara lain, Pantai Gebang, Bangkalan; Pantai Ambet, Pamekasan; Tanjung Kodok, Lamongan; Pantai Kenjeran, Surabaya; Bukit Condro, Gresik; Pantai Serang, Bangkalan; dan Pantai Ngliyep, Malang Selatan.<>
Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim, Sholeh Hayat, irtifaq (ketinggian hilal) pada 20 Agustus 2009 M atau 29 Sya`ban 1430 H masih di bawah ufuk atau minus tiga derajat, sehingga hilal diperkirakan akan sulit dilihat dengan rukyatul hilal," katanya di Surabaya, Rabu (19/8) kemarin.
Namun demikian, imbuh dia, pihaknya belum berani memutuskan menentukan awal Ramadhan menggunakan metode hisab (perhitungan astronomis), melainkan tetap dengan rukyatul hilal.
“Kalau pun usia bulan Sya`ban itu digenapkan 30 hari, maka istikmal (penggenapan) itu harus dilakukan dengan melihat langsung (rukyatul hilal)," katanya.
Sikap NU itu, katanya, karena syariat (hukum agama) memang mengatur dengan rukyatul hilal sebagaimana yang diperintahkan Nabi Muhammad. Ia mengatakan, bila rukyatul hilal gagal melihat hilal, maka usia bulan Sya`ban digenapkan 30 hari hingga 21 Agustus, sehingga awal Ramadhan 1430 H adalah 22 Agustus.
"Tapi, kalau hilal dapat di-rukyat, maka umur bulan Sya`ban hanya 29 hari dan awal Ramadhan 1430 H mulai 21 Agustus. Kita tunggu saja kemungkinannya, apakah sama dengan hasil hisab atau tidak," katanya. (ant/dar)
