Warta

NU Malaysia, Bentuk NU Asia Tenggara

Jumat, 17 Maret 2006 | 07:24 WIB

Sejak didirikannya tahun 1999 lalu, PCI-NU Malaysia berkembang pesat. Gaungnya pun akhirnya menyebar ke seluruh penjuru negeri Jiran itu. PBNU, sebagai struktur kepengurusan tertinggi pun sangat menghargai kerja keras kader NU itu. Apa harapan PBNU terhadap PCI-NU Malaysia ke depan?

Salah satu bukti kebesaran NU di Malaysia adalah meriahnya acara Pelantikan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Malaysia periode 2005-2008 yang diselenggarakan di Sungai Buloh Selangor pada 12 Pebuari 2006 lalu. Berbagai lapisan masyarakat Indonesia di wilayah Selangor dan Kuala Lumpur berduyun-duyun mengahadiri acara tersebut.

<>

Acara hasil kerjasama PCI-NU Malaysia dengan masyarakat Bawean itu di sponsori oleh Celcom Malaysia dan dihibur oleh group musik dan shalawat. Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi hadir dalam acara tersebut untuk menyapa warga nahdliyin yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Selain Hasyim, demikian sapaan akrab KH Hasyim Muzadi, pengurus PBNU dan sejumlah tokoh lainnya juga hadir. Mereka adalah Ahmad Bagdja, H Abdullah Machrus, HM Rozy Munir, Hj Machfudloh Wahab Hasbullah (PP Muslimat), Endang (PP GP Ansor), Hj Yana Lathifah ( PP Fatayat), Mujtahidur Ridlo (PP IPNU), dan Siti Soraya Devi (PP IPPNU). Juga hadir dalam acara tersebut dari Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS).

Dalam kesempatan tersebut, Hasyim mengajak kepada warga nahdliyin di Malaysia serta seluruh dunia untuk menjalankan tiga kewajiban utama, yaitu pertama, mengerti NU dan fungsi menjadi kader NU. Kedua, memahami dan mengerti Indonesia karena sebagai warga negara Indonesia, suatu saat mereka akan kembali ke tanah air. Dan, ketiga, taat dan patuh terhadap peraturan dan perundangan hukum negara di mana tinggal.

Mantan Ketua PWNU Jatim itu juga meminta kepada pengurus PCI-NU Malaysia untuk segera membentuk Pengurus NU Zona Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, dan Kamboja. ”Warga NU harus mengerti, NU itu apa dan untuk apa ber-NU. Ke depan perlu dipikirkan bagaimana membentuk Pengurus NU Zona Asia Tenggara,” ungkap Hasyim.

Sebelum acara pelantikan, PCI-NU Malaysia menggelar pengajian agama dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriah 1427 dan seminar Internasional dengan tema “Islam di Nusantara; Membangun Peradaban Islam Masa Depan”. Seminar tersebut digelar di Kuala Lumpur Internasional Hotel yang diikuti oleh para mahasiswa Indonesia di Malaysia, mahasiswa Malaysia, para dosen Malaysia, NGO Islam Malaysia, serta perwakilan institusi-institusi Islam Malaysia.

Bertindak sebagai nara sumber dalam seminar tersebut KH A Hasyim Muzadi (PBNU), Prof Emeritus Dato’ Dr Osman Bakar (Dosen Institute of Islamic Thought and Civilization [ISTAC] Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia), dan Prof Dato’ Dr Shidiq Fadzil (Mantan Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia [ABIM] yang juga Dosen Universitas Kebangsaan Malaysia). Hadir juga dalam acara tersebut Muhammad Fachir (Wakil Duta Besar RI di Kuala Lumpur) sekaligus membuka acara, Ade Sukendar (Atase Sosial dan Politik KBRI Kuala Lumpur), dan Eka Suripto (Atase Penerangan KBRI Kuala Lumpur).

Kesuksesan dan meriahnya acara tersebut membuktikan bahwa NU di luar negeri harus diperhitungkan keberadaannya. Itu tentu karena kerja keras seluruh pengurus dan dukungan penuh warga NU serta pemerintah Malaysia. Dana yang dibutuhkan untuk mengadakan acara tersebut tidak sedikit, yaitu  sekitar Rp 60 juta. Dana sebesar itu diperoleh warga nahdliyin di Malaysia.

“Dari segi pendanaan saja yang kami perlukan lebih dari RM 25 ribu atau sekitar Rp 60 juta, itu diperoleh dari mana kalau kita tidak kerja keras dan dapat dukungan dari warga NU di Malaysia,” kata Marhadi Marjuki, salah satu Wakil Ketua PCI-NU Malaysia.

Menurutnya, NU di Malaysia memang dididik untuk mandiri dan dianggap mampu oleh PBNU, jadi tidak berharap dapat sumbangan dari PBNU bahkan para pengurus NU di Malaysia terus berusaha keras untuk dapat membantu NU yang ada di Indonesia. (Ahmad Millah Hasan/bersambung)


Terkait