Semarang, NU Online
Nahdlatul Ulama tidak boleh gentar menghadapi persoalan apapun yang mendera. Aneka serangan, fitnah dan kebencian yang dilancarkan golongan wahabi dan sejenisnya yang biasa berkolaborasi dengan asing harus tetap dihadapi dengan penuh percaya diri.
Dengan terus memohon pertolongan dari Gusti Allah, warga NU diminta mendawamkan membaca wirid dan hizib warisan dari para wali dan imam terdahulu.
<>
Pernyataan itu disampaikan Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ahmad Chalwani dalam Rakor PWNU Jateng usai Rakor PWNU Jawa Tengah di Semarang belum lama ini.
“Warga NU tak boleh gentar. Kita harus terus berdoa dan merapatkan barisan,” ujar mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang mengasuh Ponpes An-Nawawi Berjan Purworejo ini.
Dalam forum yang dihadiri pengurus cabang NU se-Jawa Tengah tersebut Kyai Chalwani mengatakan, para ulama perlu menggiatkan terus wirid yang pernah diijazahkan oleh Syaichona Kholil Bangkalan dan Sunan Ampel.
Diungkapkannya, sewaktu KH Hasyim Asy’ari hendak mendirikan NU bersama KH Wahab Chasbullah, beliau tidak mantab jika belum mendapat restu dan dukungan nyata dari gurunya, KH Cholil Bangkalan Madura.
“Rasa gentar yang dialami Hadltorus Syaikh KH Hasyim Asy’ari lantas dijawab oleh Syaikhuna KH Cholil Bangkalan dengan memberi tasbih dan wirid dua asma Allah. Yaitu Ya Jabbaru Ya Qohharu. Maka, mari kita wiridkan pula setiap saat,” ajaknya.
Lebih lanjut ia mengisahkan, kala itu Kyai Cholil mengutus santrinya, As’ad Syamsul Arifin untuk menyampaikan ijazah dua asmaul husna tersebut. Seraya mengalungkan tasbih di leher As’ad untuk Kyai Hasyim. Saking taatnya As’ad, tutur Chalwani, santri yang kemudian menjadi kyai besar di Situbondo itu tidak berani memegang tasbih. Bahkan dia berjalan kaki dari Surabaya sampai Jombang.
“Setelah sampai di hadapan Kyai Hasyim, tasbih itu diambil dari leher si utusan. Dan Kyai Hasyim mantap mendirikan NU setelah memakai tasbih itu untuk mewiridkan Ya Jabbaru Ya Qohharu,” terangnya.
Warga NU, tambah dia, juga perlu membiasakan berdzikir yang biasa dilafalkan Sunan Ampel kala menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Yaitu bacaan Ya Qowiyyu Ya Matin, La Ilaha Illa Anta.
“Mari mulai sekarang kita istiqomah membaca wirid Kyai Cholil Bangkalan, wirid Sunan Ampel dan hizib-hizib dari para ulama terdahulu,” pungkasnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Ichwan