Warta

PBNU Bereaksi Keras atas Pernyataan Saifullah Yusuf

Senin, 13 Juli 2009 | 07:56 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bereaksi keras atas pernyataan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang mewacanakan pergantian ketua umum PBNU.

Pimpinan tertinggi organisasi kemasyarakat Islam terbesar di Indonesia itu menilai, pernyataan Saifullah merupakan “…kesalahan organisatoris dan moral yang sangat berat, bahkan merupakan pengkhianatan terhadap perjuangan.”<>

Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Syaiful Bahri Anshori, melalui siaran pers yang diterima NU Online di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (13/7) siang.

GP Ansor, kata Saiful, sama sekali tidak memiliki hak organisatoris dan moral untuk meminta pergantian pengurus NU. “Yang ada adalah kewajiban GP Ansor dengan seluruh jajarannya untuk selalu taat kepada kebijakan NU,” tegasnya.

Karena itu, PBNU, sebagaimana disampaikan Saiful, meminta kepada seluruh jajaran GP Ansor beserta badan otonom NU lainnya dan kalangan nahdliyin pada umumnya, agar tidak mengikuti langkah dan pikiran Gus Ipul. Pasalnya, pelanggaran berat semacam itu sangat rawan ‘ditumpangi’ dan dikendalikan unsur luar yang ingin merusak tatanan NU secara keseluruhan.

Diberitakan situs ini sebelumnya, Gus Ipul yang kini menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur, mewacanakan pergantian Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi. Ia mengaku kecewa dengan keterlibatan Hasyim dalam Pemilu Presiden (Pilpres) pada 8 Juli lalu.

Gus Ipul mengatakan hal itu kepada wartawan usai menghadiri Dialog Pesantren se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif, Denanyar, Jombang, Jatim, Sabtu (11/7) lalu.

Menurut Gus Ipul, perlu dilakukan kembali gerakan pemurnian kembali Khittah NU. Tindakan yang dilakukan pengurus NU dengan mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden sudah menyalahi Khitah NU.

Ia mengusulkan agar dalam Muktamar NU di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Januari 2010 mendatang, dimunculkan figur baru. "Sehingga bisa melakukan gerakan permurnian kembali ke jalur nahdliyin seperti awal-awal didirikan KH Hasyim Asy’ari (Pendiri NU)," katanya. (rif)


Terkait