Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) kembali bertambah, kali ini giliran Australia dan New Zealand yang akan mendeklarasikan berdirinya wadah kader NU di luar negeri itu.
Pelantikan akan dilaksanakan Jum'at (23/9) besok di Canberra oleh Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi yang akan didampingi oleh ketua PBNU yang membidangi urusan luar negri, H.M. Rozy Munir dan Bendahara PBNU, Siradjul Munir. Sesuai jadwal rombongan akan berangkat malam ini dan tiba nanti jam 9.00 WIB waktu sydney dalam kunjungan sekitar seminggu tersebut.
<>"NU Australia ini sudah lama dirintis, karena banyak kader potensial NU yang sudah menetap dan melakukan studi disana, jadi dengan dilantiknya PCI ini semakin menambah luas jaringan NU di belahan dunia," ujar Rozy Munir kepada NU. Online di ruang kerjanya.
Hal ini memang menjadi fokus PBNU untuk mengenalkan Islam yang rahmatan lil alamin kepada dunia internasional yang dilakukan kader-kader terbaiknya. Mantan Meneg BUMN jaman Gus Dur ini mencontohkan, ada jajaran akademisi ternama yang menjadi pengurus PCI ini seperti Kacung Marijan, MA. Dosen Unair Surabaya yang duduk di dewan Mustasyar, Muhammad Taufiq Prabowo, H. Umar Faruq Assegaf ada Dr. H.Nadirsyah Hoesen, LLM, MA, (Hons), PhD yang duduk di dewan Syuriah. Sedangkan yang duduk di dewan Tanfidziyah yakni, H. Arif Zamhari, Syu'adi As'yari MA, Ghafar Karim MA dengan bendahara Ir. H. Tony Indranada.
Selain melantik pengurus cabang istimewa Australia dan New Zealand, rombongan PBNU juga sudah ditunggu rangkaian jadwal yang padat, antara lain bertemu dengan pejabat pemerintah Australia Acting Secretary Deplu Australia, Ms Gillian Bird, dari AusAID dan Robin Davis dari kepala Indonesia Program Australia. Selain itu rombongan PBNU juga akan bertemu dan berdialog dengan komunitas muslim Australia yang ada di Canberra. Pertemuan tersebut diadakan di Wisma Indonesia di Canberra.
Esoknya, Sabtu (24/9) rombongan akan bertolak ke Melbourne bertemu dan berdialog dengan komunitas Muslim dan Non-Muslim (Jews, Christian, Hindus and Budhas) Australia yang akan membahas masyarakat multikultural dan pengenalan paham NU yang toleran dan moderat. Pada kesempatan itu Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi juga diminta memberikan ceramah agama dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Usai mengunjungi Australia rombongan PBNU yang dipimpin KH. Hasyim Muzadi kemudian berpisah, ia kembali melanjutkan kunjungan ke Vatikan atas undangan KBRI Vatikan untuk bertemu dan berdialog dengan komunitas Muslim dan Non-Muslim di Vatikan. Belum diketahui apakah Hasyim akan bertemu dengan Paus Benedikus XVI, Kardinal Joseph Ratzinger yang terpilih menjadi pengganti Paus Yohannes Paulus II yang meninggal beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu mantan Cawapres PDIP ini akan menyampaikan makalah yang berjudul Moderate Islam In Indonesia In The Social Relegion Conflict Resolution di hadapan peserta seminar. Pertemuan ini ditujukan untuk mengenalkan paham-paham keNU-an kepada masyarakat Vatikan.
Sementara rombongan lainnya yang terdiri dari Rozy Munir, Siradjul Munir, Ir. Bina Suhendra, Prof. Masykuri Abdillah dan Dr. Sri Mulyani akan berkunjung ke Singapura untuk mengadakan serangkaian pembicaraan dengan Dekan Lee Kuan Yew School Of Public Policy (LKYSPP) dan National University Singapore.
Kunjungan selama dua hari ini akan dimanfaatkan untuk membahas rencana kerjasama PBNU dan LKYSPP dibidang pendidikan yang antara lain akan mengirimkan kader-kader NU untuk belajar di Singapura dalam bidang Master public Policy dan Public Administration, khususnya di LKYSPP. Selama di Singapura rombongan PBNU akan bertemu pimpinan LKYSPP, Prof. Hui Weng Tat, Vice Dean (Academic Affair), Dr. Suzaina Bte Kadir (Assisten Profesor) dan Hazel Tan (Senior Manager, Student Recruitmen).
"Selama ini memang program belajar ini banyak diikuti oleh pegawai negeri dari Indonesia dan kali ini akan dicoba untuk kalangan ormas dan LSM," ujar Rozy seraya menambahkan bahwa program ini adalah tawaran dari pihak LKYSPP kepada PBNU. (cih).