PBNU: Indonesia Berpotensi Jadi “Pemimpin” Negara Muslim
Rabu, 17 Desember 2008 | 11:15 WIB
Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim berpotensi menjadi pemimpin negara muslim di dunia. Sebab, sampai sekarang Indonesia berhasil dan masih bisa mempertahankan keberagaman yang ada.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas’udi mengatakan hal tersebut dalam diskusi refleksi akhir tahun bertajuk Wajah Sosial-Keagamaan Indonesia 2008 di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (17/12).<>
Hadir juga dalam kesempatan itu sebagai pembicara, mantan ketua Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Baasyir, Rektor Universitas Paramadina Jakarta Anis Baswedan dan Anggota Komis Kebenaran dan Persahabatn Rm Mudji Sutrisno.
Menurut Masdar, meski Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama dan kepentingan, namun belum pernah ada konflik serius yang dipicu keberagaman tersebut. Masyarakat Indonesia berhasil mengompromikan kepentingan-kepentingan yang ada tanpa ada konflik berdarah.
“Berbeda di negara-negara Islam atau muslim lainnya. Coba kita lihat saja di Pakistan, Afganistan dan sebagainya. Untuk mencapai kepentingannya, mereka saling bunuh, saling teror. Di sini (Indonesia) tidak ada seperti itu,” terangnya.
Hal yang sama dikatakan Anis Baswedan. Menurutnya, Indonesia berhasil “menegosiasikan” (baca: kompromi damai) antarkepentingan yang ada. Di negara lain, proses negosiasi itu tidak berjalan bebas dan wajar.
Meski demikian, selama separuh lebih perjalanan bangsa, proses negosiasi tersebut tidak terjadi, yakni pada masa Orde Baru. “Setelah reformasi, proses itu berjalan kembali walau pun sedikit ada ‘percikan-percikan’, bukan konflik, tapi friksi dan polarisasi,” tandasnya.
Berbeda dengan keduanya, Abu Bakar Baasyir mengungkapkan, penyebab dari segala krisis yang terjadi di negeri ini adalah tidak diterapkannya syariat Islam. Umat Islam yang mayoritas, katanya, tidak dapat menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh.
“Umat Islam mengagung-agungkan Nabi Muhammad, umat Islam mengagung-agungkan Al-Quran, tapi tidak mengamalkannya. Islam dilecehkan di negeri ini,” jelas Baasyir yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al Mu’min, Solo, Jawa Tengah. (rif)