Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, Israel bukan negara yang tidak mungkin dikalahkan. Dalam kasus serangan ke Jalur Gaza, Palestina, negara zionis itu hanya melawan kekuatan yang tidak berimbang serta tidak adanya persatuan.
“Israel itu bukan ‘mahluk’ yang tidak bisa dikalahkan. Buktinya melawan Hassan Nasrallah (baca: gerilyawan Hizbullah di Libanon) saja sering kalah,” ujar Hasyim dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (5/1).<>
“Dalam pertempuran lokal, tentara Israel sering kalah, lalu mundur. Hassan Nasrlallah (pemimpin kelompok Hizbullah) selalu menang, misal, dalam pertempuran sporadis,” ujar Hasyim menambahkan.
Hal demikian, kata Hasyim, merupakan bukti nyata bahwa persatuan seluruh kekuatan merupakan kunci utama memenangkan perjuangan, sebagaimana dilakukan kelompok Hizbullah. Namun, hal itu tidak terjadi antara kelompok Hamas dan Fatah di Palestina.
Berbeda dengan kelompok Hamas di Palestina, menurut Hasyim, Hizbullah di Libanon merupakan kelompok militan yang bersih dan tidak korup. Selain itu, ia juga dapat mempersatukan seluruh komponen yang ada. Sehingga perjuangannya terhadap agresi Israel ke Libanon pada 2006 silam tak dapat dikecilkan.
Kelompok Hizbullah yang merupakan sebuah partai politik dan milisi Syiah di Libanon itu pernah terlibat pertempuran melawan Israel pada 2006 silam. Banyak korban warga sipil jatuh dan kerusakan infrastruktur publik di Libanon.
Hizbullah, yang mengklaim berhasil menghancurkan mesin-mesin perang Isarel, merayakan 'kemenangannya' dan terus membangun kekuatan seperti layaknya pasukan militer.
Israel, tetap mengatakan bahwa mereka berhasil menghancurkan infrastruktur Hizbullah tapi harus membayar harga mahal atas reputasi negaranya di mata dunia internasional. (rif)