Warta

PBNU Minta Polisi Tangkap Pembunuh Sekretaris NU Lebak

Selasa, 11 Januari 2011 | 08:10 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus pembunuhan Sekretaris PCNU Lebak Banten, Madnani. “Polisi harus bisa menangkap pelakunya dan harus dihukum sesuai dengan hukum yang ada,” tegas pria yang akrab disapa Kang Said ini melalui pesan singkatnya kepada NU Online, 11 Januari 2011.

Kang Said menyayangkan terjadinya kasus pembunuhan yang menimpa Sekretaris PCNU Lebak ini. Kang Said saat ini masih berada di luar negeri, dan akan segera kembali ke Indonesia untuk membahas kasus ini di PBNU. Pihak kepolisian diminta untuk segera melakukan penyelidikan.
/>
Madnani meninggal ketika dilarikan ke rumah sakit dengan sejumlah luka tusukan. Rumah pria yang juga menjadi Kepala Madrasah Aliyah Fathurrobany ini hingga saat ini masih dilingkari police line (garis polisi). Polisi hingga saat ini belum berani menyimpulkan kasus ini karena masih dalam penyelidikan.

Di lantai ruang depan rumah korban masih terlihat bekas darah korban. Darah korban juga tampak menempel di dinding. Salah seorang saksi mata yang juga anak korban, Wildan (10) menceritakan, ayahnya berduel dengan pelaku pembunuhan yang memakai topeng dan baju hitam. Setelah itu, korban ditikam dengan golok sehingga terjatuh dan berupaya mendekap Wildan sambil membisikkan agar Wildan berteriak meminta tolong. Seketika, Wildan berteriak minta tolong dan pelaku kabur.

“Saya melihat ayah dibunuh dengan golok. Dia memakai topeng dan baju hitam,” ujar Wildan kepada wartawan, Senin 10 Januari 2011.

Korban yang tinggal di Kampung Sawah Salam, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, diduga dibunuh orang tidak dikenal yang masuk ke dalam rumahnya, Senin sekitar pukul 02.00 WIB.

Di tempat yang sama, salah seorang pengurus pesantren, Nurfazli mengungkapkan, di rumah hanya tinggal Madnani dan anaknya, Wildan, sedangkan istri korban, Mimin, mengajar di MAN Bayah dan kos di sana. Setiap akhir pekan, biasanya Mimin pulang dan dijemput oleh korban.

Saat terjadi pembunuhan, kondisinya hujan lebat sejak sore. Santri dan staf pengajar di pesantren tidak menyangka terjadi peristiwa tragis itu. “Setiap malam kita berlakukan ronda di lingkungan pesantren. Karena cuaca hujan mungkin mereka hanya keliling sesekali ke lingkungan pesantren. Ketika mendengar suara teriakan minta tolong langsung bergegas ke rumah korban. Di sana, kor¬ban sudah terkapar di depan rumah,” ujarnya seperti dilansir radarbanten.

Mengetahui hal itu, pengurus dan santri membawa korban ke rumah sakit Misi, Rangkasbitung. Namun belum sampai ke RS Misi tepat di bundaran Papanggo korban menghembuskan napas terakhir. Tiba di RS Misi, korban diperiksa intensif oleh dokter jaga dan dinyatakan sudah tidak bernyawa. “Korban dikenal sebagai sosok yang ramah dan santun. Dia merupakan menantu dari pimpinan pesantren KH Achmad Fatoni Karim dan menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Fathurrobany,” terangnya.

Dihubungi terpisah, Kapolres Lebak AKBP Widoni Pedri menyatakan, polisi belum mengetahui motif pembunuhan. Berdasarkan hasil analisa sementara motif pembunuhan diduga karena dua alasan yaitu karena pencurian dan karena persoalan pribadi. Meski demikian polisi belum berani menyimpulkan motif pembunuhan.

“Pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel jendela yang ada di bagian belakang dengan menggunakan linggis. Mungkin karena ketahuan, pelaku berduel dengan korban dan tidak sempat me-ngambil apa pun dari rumah. Padahal, di dalam kamar terdapat sejumlah uang yang cukup banyak, laptop, dan barang berharga lain. Namun, itu tidak diambil pelaku,” ujarnya.

Dia menambahkan, polisi menargetkan mengungkap kasus pembunuhan Sekretaris PC NU Lebak maksimal satu minggu. Saat ini, pihaknya sudah melakukan pengamanan TKP dan intensif melakukan penyelidikan dan memburu pelaku. Polisi sudah mengumpulkan barang bukti yang tertinggal pelaku di rumah korban namun Widoni tidak mau merinci barang bukti itu.

Ketua PCNU Lebak H Nanda mengatakan, keluarga besar NU Lebak merasa kehilangan kader dan sosok Madnani yang ramah, santun, dan memiliki integritas baik di mata warga NU. Pihaknya berharap, kepolisian segera mengungkap motif pembunuhan dan menangkap pelaku. (bil)


Terkait