Kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin buah karya salah satu anak emas ulama Nusantara di abad ke-20, yaitu Syekh Ihsan bin Dahlan al-Jampesi al-Kediri al-Jawi oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut juga mendapat sorotan dan kecaman dari keluarga besar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir.
Secara resmi, PCINU Mesir lewat Rais Syuriyahnya KH DR Fadholan Musyaffa' MA mengecam keras tindakan kejahatan intelektual dan kebudayaan oleh penerbit Lebanon tersebut.<>
Darul Kutub Al-Ilmiyah mengganti nama pengarang Syekh Ihsan Dahlan dengan nama Syekh Zaini Dahlan, juga membuang kata pengantar dari Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU yang juga senior Syekh Ihsan.
"Kami PCINU Mesir mengecam keras apa yang dilakukan oleh Darul Kutub Al-Ilmiyah yang 'membajak' kitab Sirajut Thalibin buah karya salah satu ulama Nusantara asal Kediri, Syaikh Ihsan jampes," terang Kyai Fadholan, begitu sapaan akrabnya di Kairo, Kamis (30/7) malam kemarin.
Dikatakannya, terdapat unsur kesengajaan yang jelas dalam tindakan pembajakan itu. Hal ini ditengarai dengan digantinya nama pengarang dan dibuangnya kata pengantar.
"Itu jelas sengaja, karena nama pengarangnya saja diganti, dan juga kata pengantarnya dihilangkan," terang doktor bidang ushul fikih itu. (aga)