Warta

Pelajar NU Anggap FPI Tak Paham Pancasila

Selasa, 3 Juni 2008 | 22:06 WIB

Jakarta, NU Online
Reaksi kalangan Nahdlatul Ulama (NU) atas peristiwa penyerangan Front Pembela Islam (FPI) terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad (1/6) lalu, terus mengalir.

Kali ini datang dari Ikatan Pelajar NU. Organisasi pelajar dan santri terbesar di Indonesia itu menganggap, pengikut FPI termasuk pimpinannya yang juga warga negara Indonesia, tak memahami Pancasila.<>

“FPI tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara, sehingga mereka merasa tidak harus mengamalkan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam keseharian bernegara dan bermasyarakat,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU, Idy Muzayyad, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/6) kemarin.

Kejadian Monas, katanya, merupakan ‘letupan’ saja dari pemahaman yang keliru tentang ke-Islam-an dan kemanusiaan. Sebagai ormas yang mencantumkan simbol Islam, seharusnya FPI mencerminkan Islam yang ramah dan rahmat bagi seluruh umat manusia. Apalagi, warna Islam mayoritas di Indonesia adalah yang moderat.

Kekerasan seperti yang dilakukan FPI, imbuhnya, tidak boleh terjadi lagi di masa depan, karena bisa merusak bangunan kebangsaan dan integritas nasional. Untuk itu, aparat negara harus bertindak tegas terhadap para pelaku.

“Kekerasan semacam itu bila dibiarkan bisa merusak kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersendikan kebhinekaan dan keberagaman. Ini benar-benar membahayakan, karena Indonesia tidak ada tanpa kesadaran menghargai keberdaan warga bangsa lain yang berbeda-beda itu,” jelas Idy.

Idy mempertanyakan sikap aparat yang terkesan lamban. “Jangan sampai masyarakat bawah bergerak sendiri di luar koridor hukum. Ini bisa berakibat fatal,” imbuhnya.

Sementara itu, sejumlah anggota Corp Brigade Pembangunan (CBP) IPNU membakar beberapa poster berlogo FPI di Mojokerto, Jawa Timur, kemarin. Di antara poster yang dibakar, bergambar FPI berlogo bintang segi enam.

Tindakan FPI dinilai jelas melanggar konstitusi karena tidak menghargai keberagaman agama dan kebudayaan di Indonesia. Terlebih penyerangan FPI dilakukan saat peringatan Hari Lahir Pancasila.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah IPNU Jatim, Masduki Sabil, secara resmi meminta semua kader IPNU di berbagai daerah, mempererat kerukunan umat beragama. "Pemerintah sudah waktunya membubarkan FPI, karena organisasi ini meresahkan masyarakat," katanya.

"Kalau tindakan anarkis, semua pihak juga bisa. Apalagi kalau kiai-kiai NU yang dilecehkan, maka semua kader NU pasti melawan. Tapi, NU tidak mengajarkan cara-cara anarkis, jadi FPI jangan arogan seperti itu," tambah Masduki. (sbh/dtc/rif)


Terkait