Jakarta, NU Online
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendesak agar pemindahan warga korban semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc. di Sidoarjo, Jawa Timur. Menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan untuk menghindari atau mencegah kemarahan masyarakat.
“Dalam pandangan saya, tidak penting lagi untuk melakukan segala macam upaya untuk menghentikan kedua hal (semburan lumpur dan dan pecahnya pipa gas-Red) itu. Itu (pemindahan warga) lebih penting dari yang lain-lain,” tegas Gus Dur kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (27/11)
<>PT Lapindo Brantas, sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam kasus tersebut, kata Gus Dur tidak hanya berkewajiban memindahkan penduduk ke kawasan baru yang lebih baik saja, melainkan harus pula memberikan uang ganti rugi, penyedian sarana-sarana lain dan menyediakan lapangan pekerjaan.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menilai, semua hal tersebut sangat penting dilakukan, karena ia menilai, saat ini tengah terjadi salah pengertian di antara warga dalam kaitannya dengan upaya penyelesaian kasus lumpur panas yang beberapa waktu lalu telah menelan 11 korban jiwa tersebut.
“Mereka (warga-Red) ingin segera diselesaikan, sementara Ical (Aburizal Bakrie) seoalah-olah tidak mau. Kalau tidak segera diselesaikan, konsekuensinya ribut-ribut, huru-hara, kemarahan orang,” terang Gus Dur yang saat itu didampingi Sekretaris Jenderal Dewan Syura DPP PKB Muhyiddin Arubusman.
Jika hal itu terus berlangsung, menurut Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB itu, bukan tidak mungkin warga sekitar akan kehilangan kesabaran dan kemudian terjadi kerusuhan. Hal itu, tegasnya, harus dihindari. “Itu yang saya takuti. Maka saya usulkan itu,” pungkasnya.
Lari dari tanggung jawab
Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur juga mengomentari kabar bahwa Grup Bakrie telah menjual Lapindo Brantas Inc kepada Freehold Group Limited. Menurutnya, Aburizal Bakrie, sebagai pemilik perusahaan tersebut ingin berusaha untuk melarikan diri dari tanggung jawab. “Penjualan Lapindo itu upaya untuk lari dari tanggung jawab,” tegasnya.
Gus Dur meminta masyarakat tidak terkecoh atas penjualan Lapindo tersebut. Karena, menurutnya, hal itu dilakukan untuk mengelabui publik saja agar terlihat tidak lagi menjadi tanggung jawab Lapindo. “Itu (penjualan Lapindo-Red) 'kosmetik' saja. Nyatanya masih Ical juga,” ujarnya. (rif)