Warta

Pendidikan Tentukan Masa Depan Aceh

Jumat, 20 Januari 2006 | 15:04 WIB

Banda Aceh, NU Online
Masa depan Aceh tergantung bagaimana pendidikan yang diberikan pada generasi mudanya. Merekalah yang nantinya akan memegang kendali dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di bumi Aceh.

”Apa yang kita hadapi sekarang adalah membangun kembali Aceh. Dulu kesehatan, keamanan, penampungan dan penjagaan supaya tidak ada stress, penyakit menular dan lainnya Emergency ini sudah lewat, sekarang membangun kembali Aceh,” demikian diungkapkan oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dalam pembukaan pelatihan vokasional atau ketrampilan bagi para guru SMK dan pengayaan materi science bagi guru SMA dan MA di Banda Aceh, Kamis.

<>

Sebagai wilayah yang menerapkan syariat Islam masalah akidah dan syariah menjadi sangat penting untuk tetap menjaganya di bumi NAD. ”Kedua-duanya ini tidak mungkin berjalan tanpa pendidikan, tak mungkin hanya spanduk dan papan nama la ilaha illalah sekalipun itu penting, tetapi itu saja tidak cukup,” tandasnya.

Selanjutnya dikatakannya bahwa dalam hidup diperlukan ilmu pengetahuan, baik uluhiyah berupa hubungan dengan Allah maupun ilmu yang bersifat kauniyah yang berupa ilmu untuk menggali kekayaan alam yang disiapkan Allah. ”Kekayaan Aceh itu tidak bisa kita ambil dari tangan kita tanpa ilmu pengetahuan,” tuturnya.

Untuk itu PBNU sangat terpanggil untuk ikut berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat Aceh karena panggilan sebagai sesama muslim. ”Ketika ada keperluan, PBNU sekuat tenaga akan memberikan bantuan, baik dari kemampuanya sendiri maupun atas dukungan orang lain. Dan ini sudah pasti kalau halal dan tak berbahaya. Insyaalah halalan thoyyiban. Kita tidak ngawur dalam mencari teman membantu aceh karena sudah kita perhibungkan baik secara syair’i atau kemaslahatan,” tandasnya.

Dalam upaya menjaga nilai-nilai Islam di Aceh tersebut, PBNU telah mengirimkan 25 ribu Qur’an dan siap membantu jika dayah atau pesantren membutuhkan kitab kuning. ”Jangan sampai kita mengobarkan syariat tampa bisa membaca kitab,” tuturnya.

Pelatihan vokasional ini terselenggara atas kerjasama antara LP Maarif dengan Hans Seidel Foundation. Terdapat empat bidang ketrampilan yang dikembangkan berupa komputer, elektronik, otomotif dan listrik. Sementara itu peningkatan pengkayaan materi di bidang science untuk pelajaran matematika dan fisika.

”Ilmu alat seperti komputer, bahasa Inggris, teknologi, IT dan sebagainya harus dikuasai kalau umat Islam pingin maju. Ini fiddunya khasanah dan wa fil akhiroti khasanah,” tandas Hasyim.(mkf)


Terkait