Pengamat: NU Harus Ingatkan Elite Politik agar Kembali Perhatikan Rakyat
Senin, 11 Mei 2009 | 10:47 WIB
Nahdlatul Ulama (NU) harus segera memperingatkan para elite politik agar mereka kembali memperhatikan nasib rakyat. Sebab, manuver sejumlah elite parpol belakangan ini sudah cenderung mengarah pada proses bagi-bagi kekuasaan semata dan melupakan rakyat.
Pengamat Politik pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, mengatakan hal itu pada diskusi bertajuk NU dan Politik Kebangsaan di Kantor Pengurus Besar NU, Jakarta, Senin (11/5) siang.<>
Menurut Lili, sebagai organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, NU harus memberikan semacam teguran secara moral kepada para elite politik. Rakyat, katanya, cukup kecewa melihat perilaku elite yang belakangan lebih sibuk memikirkan koalisi ketimbang mengurus, misalnya, sejumlah permasalahan yang terjadi pada Pemilu Legislatif lalu.
“NU harus memainkan (fungsi) ‘high politic’-nya, yaitu sebagai penjaga moral bangsa. NU harus tampil ke depan untuk mengingatkan mereka (elite politik),” ujar Lili pada diskusi yang juga diikuti Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, itu.
Lili menilai, manuver sejumlah elite menjelang Pemilu Presiden pada 8 Juli mendatang, semakin mengarah pada perilaku yang cenderung mengabaikan kepentingan rakyat. Ia mencontohkan manuver sejumlah parpol yang beberapa waktu lalu berusaha mempermasalahkan kekacauan dalam Pemilu Legislatif. Namun, upaya itu seolah menghilang begitu saja dan kemudian digantikan isu koalisi.
“Saya kira, dalam minggu-minggu ini, Pak Hasyim harus membuat konferensi pers untuk mengingatkan para elite politik itu. Kalau tidak, rakyat yang sekarang sudah kecewa ini akan semakin muak dengan perilaku elite itu,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Laode Ida, yang juga hadir sebagai narasumber pada kesempatan itu. Menurutnya, fungsi NU sebagai penjaga moral bangsa memang harus dijalankan. Namun, NU tidak boleh diam. NU haru pula melakukan gerakan untuk menjalankan fungsinya dalam bentuk tekanan-tekanan politik.
“Sebagai penjaga moral bangsa, NU juga harus melakukan gerakan-gerakan, harus memberikan tekanan-tekanan politik,” ujar Laode.
Diskusi terbatas tersebut juga menghadirkan narasumber Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Yudi Latif. (rif)