Warta

Penulisnya Tak Hadiri Debat Terbuka, Ibarat Lempar Batu Sembunyi Tangan

Senin, 17 Maret 2008 | 23:19 WIB

Surabaya, NU Online
Ketidakhadiran H Mahrus Ali—penulis buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik—pada debat terbuka terkait bukunya di Ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) lalu, disesalkan banyak pihak.

Mantan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Japan (baca: Jepang), Agus Zainal Arifin, mengatakan, sikap Mahrus Ali ibarat ‘melempar batu lalu sembunyi tangan’. Menurutnya, penulis buku kontroversial itu tak berani mempertanggungjawabkan perbuatannya.<>

Ia menilai, faktor keamanan yang menjadi sebab ketidakhadiran Mahrus Ali dalam forum tersebut, merupakan alasan yang sangat mengada-ada.

“Padahal, KH Agus Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim) sendiri saat itu sudah mengatakan menjamin penuh keamanan Mahrus. Tapi, memang trennya begitu, lempar batu sembunyi tangan,” ujar Agus di Surabaya melalui surat elektronik yang diterima NU Online, Senin (17/3) kemarin.

Agus meminta kepada Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) agar kejadian tersebut dijadikan pelajaran yang berharga dan jangan pernah dilupakan. Pasalnya, kejadian serupa bukan yang pertama kali.

“Fitnah senada juga sering menimpa NU di luar negeri, termasuk PCINU Japan, terutama saat awal-awal berdiri dulu, yakni fitnah-fitnah keji yang dilakukan sejumlah aktivis organisasi tertentu. Sebuah sejarah yang tidak boleh kita lupakan, agar tidak terulang lagi,” jelas Agus.

Tak hanya itu. Agus juga mengimbau kepada Nahdliyin mewaspadai setiap upaya yang dilakukan kelompok-kelompok Islam tertentu yang ingin menyudutkan NU. Menurutnya, mereka kerap menyebarkan fitnah-fitnah di berbagai media.

“Fitnah-fitnah itu bisa lewat milist (mailing list), lewat website, dan sebagainya. Saya harap sahabat-sahabat sekalian juga waspada terhadap beberapa website yang penuh ‘virus’ semacam Salafi, Wahabi, Assunnah, dan semacamnya,” paparnya. (rif)


Terkait