Perjuangan politik yang dibangun Gerakan Pemuda (GP) Ansor seyogyanya berpatri pada pertahanan akidah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja). Pasalnya, kekuatan politik perlu dibangun agar berbagai kebijakan yang diambil pemerintah tidak merusak ideologi keagamaan kita.
“Akibat kita tidak bisa berpolitik, berbagai kebijakan merugikan Nahdliyin yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al Falah, Brebes, Jateng, H M. Nasrudin, pada Konsolidasi Pengurus Cabang GP Ansor Brebes di Kantor PCNU setempat, Jalan Yos Sudarso, Brebes, Ahad (14/12) kemarin.<>
Menurutnya, NU itu berpolitik tapi bukan partai politik. Politik yang dibangun NU adalah politik kebangsaan dan kenegaraan. Artinya, ketika menyangkut pembicaraan tentang masa depan bangsa dan negara, NU tampil di depan. Termasuk di dalamnya adalah kader NU. Karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah penganut paham Aswaja, maka perlu dipertahankan.
Lewat politik, lanjut Nasrudin, kelompok anti-Aswaja telah masuk dengan rapi. “Sehingga kita jangan sampai kecolongan dengan taktik dan strategi mereka. Ansor harus tampil di depan dengan membangun jaringan komunikasi di berbagai tingkatan,” pinta Nasrudin.
Merapatkan barisan, tidak hanya bicara, tapi dengan berbagai aktivitas nyata melalui berbagai program. Selama lima tahun ini, menurutnya, PC Ansor tidak banyak berbuat. “Upacara hari-hari besar saja, tidak tampak baju Ansor atau Banser. Sehingga pemerintah Kabupaten tidak menaruh perhatian apalagi membantu programnya.
Peran GP Ansor bisa dimaksimalkan apabila pemimpin dan anggotanya memiliki niatan yang sama untuk membesarkan organisasi, bukan memperalat Ansor untuk diarahkan ke salah satu parpol.
Konsolidasi yang dihadiri para petinggi 14 PAC dari 17 PAC yang ada mendesak untuk secepatnya diadakan konferensi. Akhirnya disepakati untuk membentuk panitia konferensi dalam dua pekan ke depan.
Menurut Komandan Cabang Banser Brebes Agus Mudrik, Ansor Brebes vakum akibat Ketuanya, Asmawi Isa, rangkap jabatan. Sehingga dalam perjalanan tidak kondusif. Hingga saat ini, telah mendapatkan surat teguran dari PW Ansor Jateng sebanyak tiga kali tapi tidak diindahkan. Kepengurusan PC Ansor Brebes berakhir pada 23 Februari 2009.
Adanya surat teguran dibenarkan Wakil Ketua PW Ansor Jateng Jabir Al Faruqi. “Kita tidak perlu perdebatkan mengenai konferensi. Yang jelas, selagi memenuhi AD/ART organsasi kita lega menjalankannya,” ucap Jabir.
Baginya tidak masalah sebelum atau sesudah pemilu. Kalau sudah waktunya konferensi harus dijalankan. “Sesuai AD/ART, tiga bulan sebelum masa tugasnya berakhir perlu dibentuk panitia konferensi. Apabila sampai batas waktu tidak bisa, maka PC harus mengajukan usulan pada PP. Tapi, kalau pengajuan tersebut tidak diindahkan maka secepatnya harus dilaksanakan konferensi,” paparnya. (was)