Warta

Pesawat Armenia Jatuh, 113 PenumpangTewas

Rabu, 3 Mei 2006 | 17:42 WIB

Sochi, NU Online
Sebuah pesawat Armenia yang sedianya melakukan pendaratan darurat di Sochi terhempas di Laut Hitam Rusia dan menewaskan sedikitnya 113 penumpang, Rabu (3/5). Peristiwa tragis itu terjadi akibat kondisi cuaca yang buruk. Demikian sumber Reuters melaporkan. 

Tim penyelamat yang melakukan penyisiran di lokasi kejadian berusaha mencari korban yang masih selamat. Namun, mereka hanya menemukan banyak mayat mengapung dan peralatan seperti jaket penyelamat, tempat duduk, busa dan potongan bangkai pesawat yang menumpuk di dermaga Sochi.

<>

Pejabat Kementrian Keadaan Darurat Rusia mengatakan dalam informasi awal yang diterimanya, seluruh penumpang yang ada dalam pesawat itu dinyatakan tewas. Setidaknya ada 46 jasad ditemukan tak bernyawa pada petang harinya. Ke-46 korban itu tak satu pun mengenakan jaket penyelamat.

Pesawat Airbus A-320 yang dioperasikan perusahaan penerbangan Rusia Armavia itu rencananya akan melakukan penerbangan pendek dengan jarak tempuh sekitar satu jam dari ibu kota Armenia, Yerevan. Sebagian besar penumpang adalah warga negara Armenia, 26 diantaranya pemegang passport Rusia, satu warga Ukrania dan satu lagi dari Georgia.

Para keluarga korban dengan perasaan sedih menunggu kabar di Bandara Sochi mengenai korban yang naas dalam peristiwa itu. Mereka berharap dapat menemukan anggota keluarganya yang tewas dan membawanya pulang. Nama para korban yang sebagian besar adalah pria itu dipampang di papan pengumuman bandara.

“Saya menunggu telepon dari ibu dan dia bilang akan tiba. Namun ibu juga tak kunjung telepon. Lalu  saya mendengar bahwa ada kecelakaan (pesawat),” ungkap Khapet Tadevosyan di bandara Yerevan.

“Dia terbang ke Sochi untuk bertemu saudara-saudaranya yang selama 15 tahun lamanya dia tak lihat,” terangnya.

Pejabat Kementrian Keadaan Darurat juga mengatakan, pesawat yang membawa 105 penumpang dan 8 awak pesawat itu lenyap dari layar radar pukul 2:15 waktu setempat.

Pihak Armavia mengatakan, mulanya pesawat buatan tahun 1995 itu tidak diperkenankan untuk melakukan pendaratan karena hujan lebat, namun pihak bandara berubah pikiran sehingga pilot pesawat memaksakan diri melakukan pendaratan darurat.

“Informasi awal kami hanya karena kondisi cuaca, seperti jarak penglihatan yang buruk,” ungkap pejabat perusahaan penerbangan Armenia, Gayane Davtsian. (dar)


Terkait