Surabaya, NU Online
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan pihaknya akan mengembangkan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di seluruh pondok pesantren yang ada di Tanah Air.
"Ini akan menjadi program nasional, 200 Poskestren untuk pesantren-pesantren di Jawa Timur hanya sebagai pancingan, selanjutnya akan direplikasi di pesantren lain di seluruh Indonesia," katanya di Surabaya, Jumat.
<>Harapannya, ia melanjutkan, pengembangan usaha kesehatan mandiri melalui Poskestren dapat memberikan efek ganda pada perkembangan usaha kesehatan mandiri di semua kalangan masyarakat.
Dia menjelaskan jumlah pesantren yang sangat banyak di Tanah Air merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan pesan-pesan kesehatan dan menanamkan perilaku hidup sehat.
"Mereka dekat dengan masyarakat dan jumlahnya ribuan, ini adalah potensi luar biasa yang harus dimanfaatkan," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pelaksanaan program pengembangan Poskestren itu akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun anggaran 2006, ia melanjutkan, pihaknya baru mengalokasikan anggaran untuk membangun 200 unit Poskestren beserta perlengkapannya di Jawa Timur.
Lima unit Poskestren di antaranya yang terdiri atas tiga unit bangunan Poskestren tipe 54 senilai Rp219 juta dan dua unit bangunan Poskestren tipe 36 senilai Rp110 juta telah selesai dibangun dan diserahkan kepada Pesantren Langitan (Tuban), Darul Ulum (Jombang), Bahrul Ulum (Jombang), At Tanwir (Bojonegoro) dan Roudhotul Muta’alimin (Babat). "Sisanya diharapkan selesai pada akhir tahun 2006 ini," katanya.
Ia mengatakan setelah semua Poskestren di Jawa Timur selesai dibangun pemerintah bekerjasama dengan persatuan pondok pesantren di bawah Nahdlatul Ulama (NU), Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), akan mereplikasi program itu ke pesantren-pesantren di daerah lain di Indonesia.
"Tapi dalam hal ini pemerintah hanya memberikan pancingan, selanjutnya diserahkan kepada masyarakat pesantren karena program ini memang diarahkan pada pemberdayaan masyarakat," katanya.
Berkenaan dengan hal itu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengemukakan bahwa pada tahap awal program pengembangan pesantren akan dilakukan di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Setelah itu baru akan diperluas ke daerah lain, utamanya daerah-daerah minoritas muslim seperti Manado, Sulawesi Tenggara, Minahasa dan Nusa Tenggara Timur," katanya.
Menurut dia melalui program itu PBNU berupaya meningkatkan kapasitas sekaligus peran pesantren dalam kegiatan pembangunan kesehatan nasional. (ant/mad)