Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui, banyak pihak yang kerap salah persepsi dalam memahami Indonesia sehingga menimbulkan prasangka buruk.
"Saya teringat saat bertemu dengan Collin Powel (mantan menteri luar negeri Amerika Serikat), saat saya masih menjadi menteri. Saat itu, ia bilang Indonesia adalah negara yang sering salah untuk dipahami," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku Indonesia Unggul di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (19/12).<>
Selain sebagai sebuah negara yang sering salah dipahami oleh pihak lain, katanya, agama yang dipeluk mayoritas bangsa Indonesia, agama Islam, juga mengalami hal yang sama. "Saya juga banyak menyampaikan tentang Islam. Islam juga agama yang sering kali salah dipahami," kata Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Karena itu, sebagai Kepala Negara, Yudhoyono mengatakan, adalah kewajibannya untuk meluruskan kesalahpahaman itu dengan berbagai cara termasuk dengan menulis sebuah buku. Indonesia Unggul yang merupakan versi bahasa Indonesia dari buku karangan Presiden Yudhoyono berjudul Indonesia on the Move, memuat sejumlah pidato dan pemikiran Yudhoyono tentang berbagai hal dan aspek.
"Dalam buku ini saya banyak berbicara tentang demokrasi dan berbagai hal lainnya," kata Kepala Negara.
Ia menambahkan, sebagai bangsa, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa, salah satunya adalah kebersamaan dan kemandirian. Sejak awal berdirinya, Indonesia ditempa dalam berbagai kesulitan dan diramalkan oleh banyak pihak tidak akan bertahan lama. Namun, hal itu justru membuat bangsa menjadi kuat dan bersatu.
Karena itu, Presiden mengajak semua pihak untuk terus mengembangkan budaya positif untuk mendorong berkembangnya peradaban yang mulia di Indonesia. (ant/mkf)