Warta

Ramadhan Bulan Tarbiyah

Selasa, 25 Agustus 2009 | 01:16 WIB

Jakarta, NU Online
Ramadhan adalah waktu yang paling tepat untuk mendidik umat Islam dalam meningkatkan peribadahan. Sehingga Ramadhan sering juga disebut sebagai bulan tarbiyah (bulan pendidik). Ramadhan juga mendidik umatnya untuk menahan emosi dan keinginan-keinginan manusiawi yang merugikan.

Bila di lain Ramadhan, manusia dapat mekan dan minum kapanpun mereka menginginkan, maka di bulan suci ini, orang Mukmin harus bisa menahan keinginan tersebut pada siang hari. Sedangka di malam hari, bila biasanya orang-orang hanya bercengkerama dan beristirahat saja, maka setiap malam di Bulan Ramadhan, orang-orang Mukmin dapat memperbanyak ibadahnya dengan shalat Tarawih dan tadarusan di masjid.<>

Demikian dinyatakan Ustadz Masrukhin dalam ceramahnya di hadapan jamaah buka puasa bersama Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PPLDNU) di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya No. 164 jakarta. Menurut Masruhin, Ramadhan adalah bulan yang paling tepat untuk mengukur kadar keimanan seorang Muslim.

"Ada orang-orang yang imannya tebal, yang hanya menjadikan Ramdhan sebagai waktu untuk beribadah. Ada orang-orang yang imannya menipis seiring semakin dekatnya lebaran. Pada Ramadhan selalu khusyuk sholat di barisan depan, tetapi semakin hari-semakin ke belakang hingga akhirnya malah lupa Tarawih. Malah ada orang-orang yang tidak berubah selama Ramadhan," terang Masrukhin. 

Lebih lanjut, Masruhin menjelaskan, orang-orang yang masih suka makan di warung-warung selama bulan Ramadhan adalah orang-orang yang tidak berubah dengan kedatangan Ramadhan. Mereka ini adalah orang-orang yang merugi karena menyia-nyiakan amanah-amanah di bulan Ramadhan.

"Mereka merugi karena menjadi hantu di siang hari. Hanya kelihatan kakinya terjuntai tanpa menyentuh lantai. Mereka malu, tetapi tidak bisa menyembunyikan karena tipisnya iman. Karenanya pintu warung selalu tertutup, tetap saja mereka masuk, lha wong hantu kok," kata Masruhin yang disambut derai tawa jamaah. (min)


Terkait