Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Karena itu, bulan yang juga dikenal dengan bulan puasa tersebut, merupakan momentum langka bagi umat Islam untuk memperbanyak beribadah dan meraih ridla Allah.
Hal tersebut diungkapkan KH Abdullah Aniq Nafisah, Ketua Yayasan Majelis Taklim Riyadhus Shalihin, dalam acara muwaddaah (perpisahan) majelis taklim yang dipimpinnya di Desa Kenepan, Kudus, Jawa Tengah, Senin (18/8) lalu.<>
Gus Aniq—begitu panggilan akrabnya—menjelaskan, dalam Riyadhus Shalihin (bab Asrarus Shiyam), kitab kumpulan hadits Rasulullah karya Imam Nawawi, diuraikan segala faedah yang terkandung dalam bulan Ramadhan.
“Ahlu shaim (orang yang bersungguh-sungguh beribadah pada Ramadhan) bakal ditunggu dan dijemput Allah di pintu surga Arraiyan. Perlakuan Allah seperti itu, sebagai balasan terhadap pahala puasa Ramadhan yang tiada tara," terang Gus Aniq, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Zakki Amali.
Karena itu, beruntung jika ada seorang muslim yang diberi kesempatan dapat beribadah di bulan Ramadhan. Semestinya, kesempatan itu digunakan sebaik-baiknya untuk beribadah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, bukan justru berbuat maksiat.
Majelis Taklim Riyadhus Shalihin sendiri, kata Gus Aniq, setiap menjelang Ramadhan menggelar muwaddaah untuk mengkaji kitab-kitab salaf. Hal itu dilakukan untuk lebih menitikberatkan pada tumbuhnya kerinduan yang mendalam dalam beribadah.
“Dengan demikian, ketika menjumpai Ramadhan, seorang mukmin akan bersemangat menyambut dan mengikutinya sampai akhir. Seseorang akan merasakan hidupnya lebih bervariasi jika dihiasi hal yang beranekaragam, tidak monoton,” jelasnya. (rif)