Malang, NU Online
Lebih dari seratus mobil kuno Selasa (10/1) menyemarakkan pawai kirab bermobil bendera merah putih, NU dan thariqah yang digelar mahasiswa Ahlit Thariqah An Nahdliyyah (Matan) dalam rangka menyemarakkan kegiatan Muktamar Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) yang berlangsung mulai hari ini hingga Sabtu mendatang di Pesantren Al Munawariyah Bululawang Kabupaten Malang Jawa Timur.
Kirab yang mengambil start di Kampus Universitas Islam Malang (Unisma) dan finish di Pesantren Al Munawariyah mengelilingi jalan jalan protokol di Kota dan Kabupaten Malang dan sempat transit di GOR Kanjuruhan Kepanjen Malang untuk sholat Dzuhur dan makan siang.
<>
"Semula memang pawai ini akan mengambil start di Tugu Pahlawan Surabaya, akan tetapi dikawatirkan terjadi kemacetan sepanjang jalan yang dilewati, maka start dilakukan di kampus milik Nahdlatul Ulama yang berada di Kota Malang," ujar Hamdani Mu'in Sekretaris Umum Panitia Muktamar kepada NU Online.
Pawai kirab kemudian dilanjutkan hari ini jam 9 pagi dengan berjalan kaki diikuti oleh anak anak muda NU yang tergabung dalam badan otonom NU, pasukan Barisan Ansor serba guna (Banser) dengan pakai model tempo dulu untuk membawa bendera merah putih, bendera NU dan bendera thariqah menyusuri jalan menuju lokasi muktamar sepanjang 5 km diiringi marching band GP Ansor Kabupaten Malang.
Menurut Hamdani yang juga Dosen IAIN Walisongo Semarang, kirab bendera merah putih bukan untuk show of force atau pamer kekuatan, akan tetapi semata mata ingin menunjukkan kepada masyarakat umum bahwa NU dan thariqah merupakan kekuatan besar yang tetap mempertahankan NKRI.
"Pawai merupakan simbol semata, akan tetapi yang lebih penting ialah bagaimana kita bersama sama para ulama menjaga keutuhan NKRI," ujarnya.
Menurut rencana bendera merah putih, NU dan thariqah nanti siang akan diserahkan kepada Presiden RI sebelum pembukaan dimulai sebagai simbol dukungan Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah bahwa NKRI harga mati.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muis