Rayakan Ultah ke-5, NU Online Diingatkan Ancaman Perang Dunia Maya
Jumat, 28 November 2008 | 00:15 WIB
Di usianya ke-5 tahun, NU Online diingatkan akan bahaya ancaman kejahatan dunia maya (cyber crime) dan perang dunia maya (cyber war). Karenanya, situs resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini harus terus meningkatkan sistem keamanannya.
Demikian dikatakan mantan direktur Kompas Cyber Media, Ninok Leksono, dalam orasi teknologinya pada Malam Tasyakuran 5 Tahun NU Online di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (27/11).<>
Menurut Ninok, dalam dunia Teknologi Informasi (TI) berlaku prinsip: jika sebuah situs semakin banyak pengaksesnya, maka ’pengganggunya’ pun akan semakin banyak. Para pengganggu tersebut juga akan selalu berupaya meningkatkan kemampuannya.
”Jadi, jika kita berupaya meningkatkan sistem keamanan, mereka (para pengganggu) pun akan meningkatkan usahanya untuk membobol (baca: meretas/hack),” terang Ninok yang juga redaktur senior harian Kompas tersebut.
Pada kesempatan itu, ia mengingatkan aksi para peretas (hacker) yang berhasil ’mengganggu’ situs pemerintah dan beberapa situs partai politik di Indonesia. Kasus paling mutakhir adalah aksi saling retas (hacking) antara peretas Indonesia dan Malaysia dalam sepekan ini.
Dalam kasus perang dunia maya antara Indonesia dengan Malaysia, peretas Indonesia berhasil membobol empat halaman web negeri Jiran tersebut. Tiga situs pertama: http://pancommonwealth2008.kkr.gov.my/, http://www.malaysiaskills.kkr.gov.my/, dan http://aseanskills.kkr.gov.my/.
Wajah ketiga situs itu berubah dengan tampilan gambar dua iblis yang membawa garputala dan tersenyum. Terpampang pula tulisan besar "Vires" juga "indo counter attack". Sang peretas meninggalkan identitas dirinya sebagai "netheroes".
Halaman web penjual CCTV online yang beralamat di http://cctv2u.my/ juga turut jadi sasaran penyusupan. Halaman depan situs itu dikotori tulisan "Got Hacked!? bL4Ck_3n91n3 was here!!!!". Sebuah bendera Merah Putih juga berkibar di antara produk-produk yang dijual. (rif)