Warta

Refleksi 80 Tahun NU, STAINU Gelar Diskusi Publik

Senin, 30 Januari 2006 | 10:32 WIB

Jakarta, NU Online
Memperingati ulang tahun Nahdlatul Ulama (NU) ke-80, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) menggelar Diskusi Publik. Acara yang mengambil tema “Peran NU dalam Pengembangan Ekonomi; Memperkuat Visi Kesejahteraan Umat” diselenggarakan di gedung PBNU, Jl. Kramat Raya Jakarta, Senin (30/1).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi hadir pada acara tersebut sebagai keynote speaker. Sedangkan bertindak sebagai pembicara adalah Staf Khusus Menkop & UKM, Muchammad Romahurmuziy dan Anggota DPR-Ri, Suhartanto.

<>

Hasyim Muzadi, dalam pidatonya mengakui bahwa salah satu kelemahan yang dimiliki NU adalah masalah ekonomi. Permasalahan tersebut, lanjutnya, berakar pada kelemahan NU dalam bidang manajemen keuangan dan administrasi.

“Banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan. Tapi karena NU tidak bisa mengelola, maka potensi tersebut tidak bisa dinikmati oleh NU sendiri,” terangnya.

Oleh karena itu, imbuh Hasyim, hal pertama yang harus dilakukan oleh NU menuju kemajuan adalah pembenahan atau perbaikan sistem manajemen dan adiministrasi. Perbaikan tersebut tentunya pula harus diimbangi dengan peningkatan sumberdaya manusia.

Sementara itu, Muchammad Romahurmuziy dalam makalahnya yang berjudul “Peran NU dalam Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil”menyampaikan gagasan tentang pemberdayaan ekonomi warga nahdliyyin (sebutan untuk warga NU). Jumlah massa yang begitu besar, menurutnya merupakan salah satu modal besar bagi NU untuk mengembangkan ekonominya. “40 juta massa NU merupakan modal besar untuk mengembangkan ekonominya,” ujarnya.

Pengembangan yang ia maksud adalah bahwa NU bisa memberdayakan seluruh potensi ekonomi yang ada melalui konsep koperasi atau usaha kecil (UK). Konsep tersebut bukan tanpa dasar. Menurutnya, usaha kecil memegang peranan vital dalam perekonomian nasional.

“Data yang ada menunjukkan 99,84 persen perekonomian nasional dipegang usaha kecil. Selebihnya adalah usaha menengah dan usaha besar,” ungkapnya.

Oleh karena itu, jika NU bisa mengembangkan usaha kecil, bukan tidak mungkin perekonomian warga nahdliyyin akan meningkat. Usaha-usaha kecil tersebut juga akan mampu menghidupi organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia ini. (rif)


Terkait