Ribuan santri Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung Bogor, Jawa Barat, siap menyerbu Front Pembela Islam (FPI). Pimpinan Pesantren itu, Habib Saggaf Al-Mahdi Syekh Abubakar, sengaja mengumpulkan para santrinya untuk menyerbu FPI karena organisasi itu dinilai telah merusak citra Islam.
“Kalian pada hari ini saya kumpulkan karena negara sedang dalam ancaman. Kalian dilarang mengikuti tindakan FPI yang dipimpin provokator Habib Riziq Shihab, yang telah mengadu-domba anak bangsa sendiri itu,” ujar Habib Saggaf kepada para santrinya di komplek pesantren, Bogor, Selasa (3/6).<>
Habib Saggaf menjelaskan, keberadaan FPI yang kerap melakukan tindakan kekerasan telah mengancam kerukunan umat beragama dan menumbuhkan permusuhan. Ia juga mengecam pimpinan FPI, Habib Riziq Shihab, yang justru membiarkan kekerasan itu terjadi.
Jika pemerintah tidak sanggup membubarkan FPI, tegas dia, maka ribuan santrinya bersama Gerakan Pemuda Ansor siap melakukan. “FPI itu hanya berkedok jubah dan sorban, tapi kelakuannya anarkis. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Kapolri harus segera membubarkan FPI,” jelasnya.
Gus Dur
Habib Saggaf juga menanggapi pernyataan Habib Riziq yang menyebut Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai orang yang buta mata dan buta hati. Menurutnya, pernyataan itu sama sekali tidak mencerminkan sebagai ormas Islam.
Pihaknya bersama warga NU, GP Ansor dan masyarakat siap menghadapi FPI, mengingat tindakan FPI ini sudah keterlaluan. Ia pun berharap tokoh-tokoh nasional mendukung dibubarkannya organisasi tersebut.
Ketika ditanya tentang sikap FPI yang menyatakan siap “perang” melawan kelompok pendukung Ahmadiyah, Habib Saggaf menegaskan, tak ada jihad di negara yang merdeka seperti Indonesia.
“Kecuali Presiden memerintahkan perang melawan penjajah, baru bisa berjihad. Jadi, FPI itu suruh bikin negara sendiri kalau ingin menjadikan negara ini seperti apa yang diyakininya,” pungkasnya. (nif)