Warta

Ribuan Warga Hadiri Manaqib Kubro

Senin, 19 Maret 2007 | 06:25 WIB

Pekalongan, NU Online
Keprihatinan para kiai dan ulama terhadap berbagai musibah dan bencana dan menimpa bangsa Indonesia akhir-akhir ini diwujudkan dalam bentuk menggelar pertemuan bersama seluruh ulama dan jam'iyyah Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah se Jawa Tengah di Pondok Pesantren Al Utsmani Gejlik Kajen Kabupaten Pekalongan selama dua hari 17-18 Maret 2007.

Di samping pertemuan ini merupakan kegiatan agenda rutin enam bulanan, juga dimanfaatkan untuk do’a bersama dalam acara istighotsah dan manaqib kubro yang diikuti tidak kurang dari lima ribu jama’ah dari Pekalongan dan sekitarnya.

Di baw<>ah terik matahari yang cukup menyengat, ribuan jama’ah tak kuasa menahan tangis ketika melafalkan kalimat-kalimat toyyibah yang dipandu oleh KHR. Syarifuddin asal Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dengan khusu’ dan khidmat. Bahkan tidak jarang diantara ribuan jama’ah yang didominasi ibu-ibu menitikkan air mata sebagai tanda kepasrahan diri atas berbagai bencana dan musibah yang melanda negeri ini merupakan peringatan dan teguran keras dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ketua Panitia Pelaksana Istighotsah dan Manaqib Kubro, KH. Mirza Hasbullah kepada wartawan mengatakan, kegiatan ini merupakan acara penutup dari pertemuan para kiai thariqah NU se Jawa Tengah di Pondok Pesantren Al Utsmani. Dimana sebelumnya juga telah digelar halaqah dan bahtsul masail membahas persoalan-persoalan keagamaan. 

Lebih lanjut dikatakan, untuk mendukung seluruh kegiatan selama dua hari, pihaknya mengaku mendapat dukungan dari PR Djarum, sehingga beban panitia untuk menggelar acara halaqah, bahtsul masail dan manaqib kubro menjadi lebih ringan. Apalagi, komitmen Djarum dalam mendukung kegiatan keagamaan tidak diragukan lagi.  

Sementara itu, Bupati Pekalongan dalam sambutan di acara manaqib kubro mengatakan, posisi pemerintah dan para tokoh sekarang ini sejajar. Oleh karena itu sudah seharusnya untuk saling mengisi dan memberi masukan yang konstuktif demi terwujudnya masyarakat yang demoktaris. Lebih lanjut dikatakan, kegiatan-kegiatan keagamaan hendaknya diperbanyak, agar masyarakat mendapat pencerahan hati di bawah bimbingan para ulama dan kiai.

Untuk mendukung suksesnya acara, pihak pesantren mengerahkan santrinya tidak kurang dari  200 personil plus alumni dari Ploso Kediri Jawa Timur dan keamanan internal yang terdiri dari Banser, Pagar Nusa dan CPB IPNU serta Polres Pekalongan sebanyak 300 personil.

Meski peserta direncanakan hanya 700 utusan, ternyata tidak kurang dari 1500 utusan dari berbagai kota dan kabupaten se Jawa Tengah di tempatkan di ruang-ruang kelas sebagai tempat istirahat para kiai tak menjadi masalah bagi panitia, karena hal ini telah diantisipasi sebelumnya. (muiz)


Terkait