Warta

Semua Toko Tutup untuk Sholat Berjamaah

Ahad, 10 Oktober 2010 | 11:11 WIB

Madinah, NU Online
Sebagai Kota Suci yang diziarahi oleh umat Islam dari seluruh dunia, Madinah al-Munawwaroh selalu ramai oleh para peziarah dengan segala keperluannya. Di mana keperluan-keperluan mereka dipenuhi oleh toko-toko yang berderet-deret membelah kota Madinah. Toko-toko yang berjajar sepanjang jalan-jalan kota Madinah ini menyediakan berbagai macam keperluan sehari-hari. Mulai dari keperluan konsumsi rumah tangga seperti gula dan teh, baju dan pakaian hingga alat-alat elektronik.

Dari sini, kota Madinah hidup dalam hiruk pikuk perdagangan dan perekonomian selama hampir dua puluh empat jam penuh. Sejak sebelum pagi hinga tengah malam menjelang fajar, toko-toko ini selalu ramai oleh para pembeli yang sedang memilah dan menawar barang. Bahkan counter-counter elektronik resmi pun buka hingga jam 24.00 waktu setermpat. Ini  berarti sepanjang jalan dan koridor pejalan kaki di antara blok-blok bangunan pertokoan dan perhotelan di Madinah, akan senantia<>sa Ramai setiap saat.

Namun, bila belum memperkirakan sebelumnya, Anda pasti kaget dan bertanya-tanya, mengapa terkadang tiba-tiba menjadi sangat sepi? Terutama pada pada waktu-waktu sholat. Di sinilah para peziarah perlu mengerti tentang kondisi dan karakter kota Madinah yang interaktif dan religius.

Kota Madinah, seperti juga kota-kota lainnya yang berada di wilayah Saudi Arabia, di mana pemerintah menuntut semua aktifitas ekonomi dihentikan sementara selama adzan hingga selesai sholat lima waktu. Tuntutan ini berimbas pada penutupan seluruh toko dan kios perdagangan di sepanjang ruas jalur kota Madinah. Jadi, jika Anda sedang ingin berbelanja sesudah maghrib menjelang adzan Isya', sebaiknya Anda bersabar menunggu hingga selesai sholat isya' berjamaah. Karena, jika memaksa, Anda akan beresiko "terkatung-katung/terlunta-lunta" ketika toko-toko ditutup.

Kira-kira lima menit sebelum adzan, toko-toko mulai ditutup. Para pemilik dan penjaganya bergegas ke masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban sholat berjamaah. Sedangkan mereka yang malas, biasnya menggelar karpet di depan toko dan mendirikan sholat berjamaah bersama para pengguna jalan lainnya.

Nah selama itu, ketika terlanjur datang ke toko-toko pada saat yang tidak tepat, maka sebaiknya Anda bergabung bersama mereka, menunaikan sholat berjamaah. Dalam hal ini, pilihan menghindar bukanlah langkah yang tepat. Jalan yang biasanya ramai oleh lalu lalang kendaraan pribadi dan taksi Madinah, sekonyong-konyong menjadi lengang. Hanya ada satu-dua kendaraan saja yang masih melintas.

Yang perlu diingat adalah bahwa suasana seperti ini bukan hanya terjadi di seputar Masjid nabawi saja, melainkan juga di seluruh blok-blok perbelanjaan di kota Madinah, di kawasan mana pun. Bahkan sebenarnya, kondisi ini terjadi di seluruh wilayah Saudi Arabia di bawah ketentuan hukum pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. Di mana pemerintah menugaskan sepasukan Muthowwi' (semacam satpol PP) untuk mengawasi aktifitas lima waktu-an dalam sehari ini. Bila ada pedagang yang membandel tetap membuka toko, apalagi tetap melakukan transaksi, maka muthowwi', atasnama pemerintah Saudi Arabia berhak mengenakan denda kepada pedagang yang membandel tadi.  (min/Laporan Langsung Syaifullah Amin dari Saudi Arabia)


Terkait