Jakarta, NU Online
Kesolidan Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sedang diuji. Belum genap sebulan kongres di Asrama Haji, Pondok Gede, pertengahan Juli lalu, organisasi berbasis pelajar NU ini terancam keretakan. Pasalnya, Wakil Ketua Umum PP IPNU Fery Cokroaminoto Dewantoro menyatakan mundur karena kecewa terhadap kepemimpinan Ketua Umum PP IPNU terpilih Idy Muzzayad.
Kekecewaan Fery itu terkait dengan adanya keputusan rolling posisi wakil ketua umum setiap tahun di kepengurusan PP IPNU yang baru disusun. “Idy telah melanggar kesepakatan koalisi antara saya dan Ahmad Wari,” kata Fery kemarin.
<>Menurut Fery, 8 jam sebelum pemilihan ketua umum IPNU, ada kesepakatan antara Idy Muzayyad, Samsudin Pay, Ahmad Wari, dan Fery. Kesepakatannya, semua ikut pemilihan putaran pertama. Pemilik suara terbanyak di putaran pertama akan mendapat limpahan suara dari calon lain pada putaran kedua. Suara terbanyak berhak menjadi ketua umum, terbanyak kedua menjadi Sekjen, dan ketiga menjadi wakil ketua umum.
Hasilnya, pada pemilihan putaran pertama, Idy meraih 170 suara, Ahmad Wari 81 suara, dan Fery 30 suara. Dengan demikian, Idy yang menang dalam pemilihan menempatkan kedua rekan koalisinya sesuai kesepakatan. Hanya, wakil ketua umum akan dijabat secara bergantian oleh Fery, Sofiwi, dan Arif Rahman.
“Rolling wakil ketua umum ini di luar kesepakatan. Karena itu, saya menyatakan mundur sebagai wakil ketua umum PP IPNU 2006-2009,” kata Fery.
Selain itu, Fery akan menggugat secara hukum kepengurusan IPNU pimpinan Idy karena penyusunan kepengurusan melebihi deadline 7x24 jam seperti yang diatur dalam tata tertib Kongres XV IPNU. (gpa/rif)