Warta

Tanpa Penguatan Lembaga, Kekuatan Politik NU akan Habis

Sabtu, 9 Mei 2009 | 21:35 WIB

Kudus, NU Online
Tanpa adanya penguatan lembaga struktural, kekuatan politik Nahdlatul Ulama akan habis. Hal ini terlihat dalam kancah perpolitikan nasional sekarang ini. Pelan-pelan kader NU kehilangan tempat.

Indikasinya, hasil pemilu menunjukkan kekuatan partai politik yang mempunyai ikatan emosional NU tidak mampu memperoleh suara signifikan. Begitu pula di berbagai daerah yang menjadi kantong-kantong NU, 90 % politisi NU yang menjadi caleg mengalami kegagalan menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat.<>

Penilaian ini disampaikan Mantan Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Kudus HM Asyrofi masyitho pada acara Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-75 GP Ansor yang diselenggarakan PC GP Ansor Kabupaten kudus di musholla Kantor NU setempat, Jum’at (8/5) malam.

Selain Asyrofi, hadir juga Ketua PCNU Kudus KH Chusnan BA, Wakil Ketua PCNU Kudus Drs H Sanusi MH, Ketua DPC PKB Kudus Wiyono SH, sejumlah aktifis PC dan PAC Ansor se Kabupaten Kudus.

Lebih lanjut Asyrofi mengatakan kebesaran NU belum mampu menunjukkan  kekuatan politik yang sebenarnya. Persoalan ini  disebabkan masih lemahnya kader-kader NU yang mudah hanyut dengan iming-iming kepentingan pragmatis

Apalagi saat kelompok-kelompok lain mulai bangkit, kekuatan NU dan badan otonomnya justru semakin melemah. Sehingga yang terjadi, NU kesulitan menyatukan potensi-potensi kepentingan yang dimilikinya baik di politik maupun lainnya.

“Makanya, saya sepakat  yang harus dilakukan mendesak bagi NU dan badan otonomnya  sekarang adalah penguatan kelembagaan struktural sehingga potensi maupun kekuatan NU bisa menyatu memperjuangkan kepentingan Nahdlatul Ulama. Dengan begitu, eksistensi organisasi dengan program-programnya juga  tidak akan mandeg,” Kata politisi NU ini.

Hal sama juga disampaikan wakil ketua PCNU Kudus Drs H Sanusi MH. Dikatakannya, dalam berpolitik aktifis Ansor seharusnya tersebar di mana-mana. Kemudian dalam penentuan kebijakan bisa menyatu memperjuangkan kepentingan NU.

“Aktivis Ansor jangan ngeblok hanya ada di satu tempat saja. Sudah banyak kader-kader Ansor kemarin banyak yang menyebar di semua partai politik dan nyatanya mampu menyuarakan kepentingan NU bersama-sama. Tetapi harus diingat yang penting jangan menyebar ke partai politik yang indiologinya berlawanan dengan NU,“ tegas Sanusi yang juga senior Ansor Kudus.

Menyinggung kondisi GP Ansor Kudus sekarang, Asyrofi dan Sanusi sama-sama  menilai menurun semangatnya dibanding dengan masa periodenya. Makanya, keduanya menekankan pentingnya penataan Ansor mulai cabang sampai ranting-ranting yang saat ini mengalami ‘kematian’.

“Apalagi sekarang sarana prasarana sudah tercukupi, Ansor harus mulai bergerak menata lembaganya. PAC maupun ranting yang sudah habis masa periodenya, segera adakan pergantian melalui konperensi maupun rapat anggota. Kalau lembaganya sudah tertata tinggal menggerakkan program-programnya.” kata asyrofi menekankan.

Sementara itu, acara tasyakuran harlah ke-75 ini hanya  berlangsung sederhana. Diawali dengan pembacaan manaqib syeh abdul qodir jaelani kemudian dilanjutkan dengan refleksi harlah.

”Mestinya peringatan  harlah jatuh pada tanggal 24 april 2009, namun karena banyak pengurus  ansor yang sibuk mengikuti pemilihan legislatif kemarin, akhirnya baru bisa terlaksana sekarang ini,” kata Ketua PC GP Ansor Kabupaten Kudus Abdul Ghofar dalam sambutannya. (adb)


Terkait