Warta

Uni Eropa Ancam Embargo Senjata ke Iran

Sabtu, 20 Mei 2006 | 16:59 WIB

Wina, NU Online
Uni Eropa (UE) meminta negara-negara kekuatan dunia membantu mengatasi isu nuklir Iran. UE juga mendesak agar Rusia dan China sepakat dengan penjatuhan sanksi, termasuk embargo senjata jika Iran tetap mengembangkan program nuklirnya. Demikian seperti dinyatakan dalam draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) seperti dirilis sumber AFP.

Embargo senjata �akan punya dampak yang signifikan bagi penjualan senjata Rusia dan China ke Iran,� ungkap analis non-proliferasi nuklir Gary Samore, merujuk pada kedua negara yang memiliki hubungan perdagangan erat dengan sekutunya (Iran).

<>

Menurut rencana, draf setebal empat halaman itu akan dibicarakan dalam pertemuan antara Uni Eropa (UE), China, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) Rabu (24/5) di London. Draf itu memuat 15 sanksi yang ditargetkan sebagai �tindakan yang proporsional� jika Iran tetap melanjutkan program nuklirnya.

Sanksi-sanksi itu di antaranya meliputi langkah-langkah yang perlu diambil atas program nuklir dan senjata Iran, politik dan ekonomi termasuk embargo senjata, larangan visa/jalan bagi pejabat-pejabat tinggi, dan membekukan aset milik perorangan atau organisasi yang terkait dan berhubungan erat dengan pemerintahan Iran.

Salah seorang Diplomat Senior Eropa mencatat bahwa teks tersebut juga membicarakan soal keamanan mengingat AS dan sekutunya (perancis, Inggris, dan Jerman) mendesak DK PBB segera memberlakukan Pasal 7 Piagam PBB, yang berati bisa menjatuhkan sanksi dan bahkan serangan militer kepada Iran.

Seperti diberitakan AFP, AS menuduh Iran yang saat ini mengembangkan program nuklir sipil sebagai langkah untuk membuat senjata nuklir.

Diplomat tadi juga mengungkapkan perlunya Washington terlibat dalam perundiangan mendatang dengan Iran, yang selama ini menolak melakukan perundingan langsung dengan pemerintahan Ahmadinejad.

Dia menegaskan, Rusia dan China �mungkin setuju dengan paket tersebut asalkan AS sepakat untuk bergabung dalam perundingan multilateral dengan Iran.� Dia juga mengakui, pemerintahan Bush berada pada posisi yang sulit.

�Namun Rusia dan China nampaknya menghendaki adanya perubahan-perubahan dalam teks tersebut,� ungkapnya merujuk pada kekhawatiran kedua negara tersebut atas sanksi dan serangan militer kepada Iran.

Draf tersebut menyatakan bahwa jika Iran tidak kooperatif dengan komunitas internasional, maka sanksi akan diambil dengan �mengacu Pasal 7, Ayat 41 Piagam PBB.� (dar)



Terkait