Agama kerapkali dikambinghitamkan sebagai penyebab konflik di pelbagai penjuru dunia. Konflik antara Palestina dan beberapa negara Arab dengan Israel, konflik Sunni dengan Syi'ah di Irak, dan konflik di Thailand bagian selatan sering dikaitkan dengan persoalan agama.
”Padahal agama bukan penyebab utama meledaknya konflik tersebut. Konflik lebih karena ketidakadilan ekonomi, sosial, bahkan hukum,” kata Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat menyambut peserta International Conference of Islamic Scholar (ICIS) III di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (29/7).<>
”Maka agama harus berjalan dengan keadilan, sebab ketidakadilan adalah sumbu konflik utama. Konflik bisa dicegah jika para ulamanya bisa mereoresentasikan dan memperjuangan semangat Islam damai dan adil,” tambahnya.
Wapres mengatakan, konflik ketidakadilan ekonomi, sosial, bahkan hukum itu menjadi akut ketika berhasil menyeret-nyeret identitas agama. ”Justru ketika agama terseret ke ranah konflik, penyelesaiannya akan semakin sulit,”katanya.
Ketua Umum PBNU KH hasyim Muzadi menambahkan, agama adalah kedamaian dan rahmat. Melalui pelaksanaan ICIS III, para ulama dan cendekiawan Muslim se-dunia akan menegaskan posisi Islam yang rahmatan lil alamin (menjadi rahmat bagi semsta alam).
”ICIS diharapkan menjadi kekuatan penebar Islam damai ke seluruh dunia. NU sendiri akan memperkenalkan model dakwah kulturalnya,” katanya. (atj)