Warga NU Harus Berlatih Amalkan Ajaran Islam Rahmatan lil Alamin
Jumat, 22 Agustus 2008 | 13:10 WIB
Maraknya ekstrimisme di kalangan umat Islam belakangan ini, menjadi persoalan tersendiri meski Islam tak mengajarkan hal itu. Karenanya, warga Nahdlatul Ulama (NU) harus mulai berlatih mengamalkan ajaran Islam rahmatan lil alamin (berkah bagi alam semesta).
Demikian disampaikan ulama kharismatik, KH Sya'roni Ahmadi, pada pengajian kitab Tafsir Al Ibriz karya KH Bisri Mustofa, di Janggalan, Kudus, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.<>
Pada pengajian yang dihadiri ribuan umat Islam itu, Kiai Sya’roni—panggilan akrabnya—mengatakan, fenomena terorisme yang mengatasnamakan Islam dan segala sikap keras umat Islam kepada penganut agama selainnya, merupakan sikap yang bertentangan dengan semangat Islam.
Ia menuturkan, Rasulullah Muhammad selalu bersikap kasih dan sayang terhadap umatnya. Diceritakannya, suatu hari Abdullah bin Ubaid, seorang munafik yang sangat memusuhi Nabi, meninggal. Anaknya meminta kain kepada Nabi sebagai penutup jenazahnya dan menshalatinya. Nabi menyetujui.
Padahal, saat itu, tindakan yang dilakukan Nabi ditentang Sahabat Umar, dengan alasan Allah melarang hal demikian.
Ketika Nabi sampai di pintu rumah Abdullah, Malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu yang menerangkan larangan menshalati dan mengikuti prosesi pemakaman orang kafir.
"Itu menandakan bahwa Rasulullah sangat sayang terhadap umatnya, walaupun kafir sekalipun, inilah yang seharusnya kita latih," tegasnya, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Zakki Amali.
Dijelaskannya lagi, Nabi selalu mendoakan umatnya yang tidak tahu terhadap kebenaran agama Islam atau yang belum mengimani agar mendapat hidayah dari Allah.
Pengajian Tafsir Al Ibriz dilaksanakan setiap Rabu malam. Majelis serupa juga digelar di Masjid Muamar, Janggalan, Kudus, setiap Senin usai shalat Subuh, dan di Masjid Al Aqsha atau Masjid Menara Kudus setiap Jumat selepas Subuh. (rif)