Paser, NU OnlineÂ
Malam kian larut. Perempuan tua itu masih tersenyum, menanggapi guyonan sembari melayani permintaan kopi, teh dan susu sejumlah kader Ansor Kalimantan Timur, hingga permintaan swafoto.
"Saya bergabung dengan Fatayat 1963. Alasannya karena Fatayat jelas Islam," ujar Kasni, di Paser, Sabtu (11/11).
Pada Ketua PW Ansor Kaltim, M Fajri Al Farobi, Ketua Ansor Paser Ahmad Syafi'i Badar, Sekretaris Ansor Paser Agus Mulyono, Ketua Ansor Penajam Paser Utara Roni Setiawan, Kasni mengaku lahir 1951, di Pare, Kediri, Jawa Timur.
Masuk Kalimantan 1982, melalui program transmigrasi. Sebelumnya, sempat merantau di Sumatera Utara.
Fatayat ialah badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang menghimpun para pemudi. Semasa muda, Kasni aktif mengikuti beragam kegiatan organisasi tersebut di daerahnya.
Muhammad Fadil menikahinya 1965. Saat ini, Fadil mendapat amanah sebagai Ketua MWCNU Pasir Belengkong.
"Awal masuk daerah ini, yainya (panggilan karib untuk suaminya) yang selalu menjadi imam di masjid," ujar warga Desa Suliliran Baru, Kecamatan Pasir Belengkong itu pula.
Saat ini, Kasni yang mempunyai 8 anak, 26 cucu dan 3 cicit itu berhimpun di Muslimat NU, organisasi yang menghimpun ibu-ibu NU.
"Kalau dapat apa, ya tidak dapat apa-apa dengan berkhidmah di NU. Hanya berharap barokah dengan mengikuti pengajian serta amalan-amalan NU seperti tahlil," di bawah tenda biru diterangi lampu neon yang berada di lokasi Diklat Terpadu Dasar (DTD) V Ansor Paser, di Suliliran Baru, Kasni bertutur.
Ia lalu berharap organisasi didirikan 31 Januari 1926, di Jawa Timur tersebut panjang umur, istiqomah menjaga Indonesia.
"Saya tahunya NU mempunyai hubungan erat dengan Pancasila. Yainya tahun 1965 salah satu komandan pasukan NU melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mau mengganti Pancasila. Alhamdulillah keluarga kami masih diberi nikmat sehat. Bisa berhimpun dengan NU yang sejarahnya dalam menjaga Indonesia sangat jelas," ujar dia. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)