Warga Nahdlatul Ulama (NU) tidak perlu cemas mengemban amanat organisasi. Meski segala keterbatasan yang dimiliki NU, tidak berarti sepi rejeki. Sehingga dalam mengurus NU, perlu ikhlas dan sungguh-sungguh. Mengurus NU, kehidupannya akan berkah.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Pengurus Cabang NU Kota Tegal, Jawa Tengah, Basukiyatno, saat menyampaikan sambutan pada peringatan Isra’ Mi’roj dan Harlah SMA NU ke-19 Kota Tegal, di halaman SMA setempat Kamis (21/8) kemarin.<>
Dia mencontohkan, beberapa orang NU Kota Tegal yang mengurusi NU masa hidupnya barokah dan khusnul khotimah. Mereka di dunia ada yang jadi Ketua DPRD, duduk di birokrasi, takzim di masjid dan juga menjadi petani ataupun nelayan yang sukses dan tidak korupsi.
Basukiyanto menjelaskan, mengurusi NU tidak mesti menjadi pengurus NU. Tapi, benar-benar menjalankan amanat NU secara penuh apapun dan di mana pun posisinya. Termasuk dalam mengemas SMA NU Kota Tegal agar menjadi sekolah unggulan, bisa menjadikan barokah.
“Bila kita kelola SMA NU ini dengan penuh semangat, akan mendatangkan barokah,” ujarnya.
Senada dengan Basukiyatno, Abas Bely Fuad Hasyim, selaku penceramah, juga mengingatkan tanda-tanda kehancuran dunia antara lain bila umat sudah menghina ulama. Artinya, kehancuran itu makin terasa ketika barokah dunia mulai dicabut oleh Allah SWT.
Namun, lanjut Abas, krisis tersebut bisa diatasi kalau kembali tobat. Namun, alangkah nistanya kalau sudah di timpa krisis iman. Sangat sulit diperbaiki. “Sebagian pemimpin kita sudah terjangkiti krisis iman,” ungkit Abas.
Indikasinya adalah, para wakil-wakil kita sudah banyak yang tergoda korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). “Terlihat di layar kaca, siapa-siapa yang tertangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menjadi bukti kalau krisis iman yang melanda,” ungkapnya.
Kepala SMA NU Kota Tegal, Maskuri Bunyamin, merasa bangga karena saat ulang tahun yang ke-19 SMA NU Kota Tegal ini, mendapatkan kado istimewa karena saat peringatan Hari Jadi Jateng (15/8) lalu, SMA ini menjadi wakil Kota Tegal dalam Pentas Kunthulan di Semarang.
Menurut Maskuri, sekolah yang lahir 18 Juni 1989 ini juga mampu berbicara di tingkat Kota Tegal. Terbukti puluhan piala berjejer rapi sebagai bukti kejuaraan yang disandangnya. Dalam kiprahnya, sekolah ini mengemban visi berpikir dan berzikir atas dasar iman dan takwa serta berakhlakul karimah ini bertekad mengantarkan para siswanya menjadi manusia yang berkualitas. (was)
Terpopuler
1
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
2
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
3
Surat Al-‘Ashr: Jalan Menuju Kesuksesan Dunia dan Akhirat
4
Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
5
Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya
6
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 229: Ketentuan Hukum Talak Raj’i dan Khulu’
Terkini
Lihat Semua