Daerah

NERS, Upaya Nurul Jadid Satukan Agama dan Sains

Ahad, 21 Januari 2018 | 10:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Dalam rangka memperkuat integrasi agama dan sains dalam membentuk kampus yang berkeadaban, Ahad (21/1) dilaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah Program Studi Pendidikan NERS di Aula Universitas Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Timur Dr. Ahmad Yusuf, M. Kes, para pimpinan Universitas Nurul Jadid dan wali mahasiwa. 

Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Timur Ahmad Yusuf menyampaikan lulusan NERS dalam tiap tahun itu ada sekitar 11.000 tiap tahunnya. Oleh karena itu, perawat harus kreatif terkait dengan kebermanfaatan posisinya selaku lulusan NERS. Minimal lulusan Ners Universitas Nurul Jadid ini mampu memberikan manfaat kepada keluarga dan masyarakat di sekitarnya, baik pertolongan pertama ataupun edukasi kesehatan. 

“Dengan hal-hal tersebut, sudah dengan sendirinya kita akan dipromosikan oleh mereka. Kesimpulannya, ketika ilmu kita bermanfaat bagi mereka, maka secara otomatis dunia atau uang akan mengikuti kita,” katanya.

Sementara Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Universitas Nurul Jadid Paiton Drs. H. Hambali, M. Pd menyampaikan apa yang sudah didapatkan oleh para mahasiswa ketika proses belajar, baik di kampus atau di dunia kerja, harus benar-benar diaplikasikan dengan profesional dan tanggung jawab dengan prinsip ikhlas karena Allah.

“Di luar sana, khususnya di dunia kerja, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh lulusan NERS yang sudah dilantik dan disumpah saat ini. Karena itu Anda harus benar-benar menjadi insan yang berguna bagi masyarakat dunia kerja dan negara. Anda adalah mutiara, tugas Anda adalah memanage bagaimana sekiranya mutiara itu menjadi barang yang berharga, bukan barang murahan,” lanjutnya.

Intinya terang Hambali, kalau mahasiswa mampu memberikan manfaat kepada  orang lain, maka dengan sendirinya mahasiswa akan mendapatkan manfaat dari apa yang telah dilakukannya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)