Menurut Ketua PWNU Maluku H Karnusa Serang, dalam rentang waktu sepekan tersebut, tahlil dan doa bersama dilakukan pada hari pertama, hari ketiga, dan hari ketujuh. Hal itu untuk mengingatkan kepada warga NU di Maluku akan seorang tokoh yang patut diteladani, baik ilmu, akhlak, dan perilakunya.
“Saya kira Nahdliyin dan bangsa Indonesia merasa kehilangan atas keperdian beliau (Mbah Maimoen), termasuk seluruh warga NU di Provinsi Maluku,” ujar Karnusa kepada NU Online, Senin (12/8) malam.
Dia menerangkan bahwa tahlilan dilakukan di Kantor PWNU Maluku Jalan Jenderal Soedirman No. 25 Batumerah, Kota Ambon di hari pertama dan hari ketiga. Sedangkan tahlilan di hari ketujuh dilaksanakan di rumah Bendahara PWNU Maluku, Soleman Lessy di Negari Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Tahlil dan doa bersama itu dipimpin langsung oleh H Karnusa Serang dan Rais Syuriyah PWNU Maluku KH Josan Bugis.
Dalam kesempatan tahlilan hari ketiga, Karnusa menegaskan bahwa Mbah Maimoen adalah ulama besar sekaligus politisi yang memiliki rekam jejak membanggakan dan patut dicontoh oleh para pemangku kebijakan di negeri ini.
Di bidang keulamaan, sambungnya, Kiai Maimoen Zubair memiliki segudang ilmu agama yang mambawa dirinya menjadi Musytasar PBNU sedangkan karir dibidang politik menjadikan dirinya sebagai tokoh berpengaruh bagi perpolitikan bangsa ini.
“Kewibawaannya sebagai ulama mampu membawa PPP tetap lolos ke Senayan meskipun dalam goncangan politik yang luar biasa,” ucap Karnusa.
Dia juga menyebut bahwa Mbah Maimoen memiliki integritas yang luar biasa baik, karena posisi beliau yang juga sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
“Karaketernya yang kuat dalam memprakitikan nilai-nilai ke-Islaman-an dalam berpolitik menjadikan beliau sebagai kiai dan sekaligus politisi karismatik. Penampilan inilah yang membuat kita semua mengenang akan masa hidup beliau,” ungkapnya.
Memang kita di Maluku tidak secara langsung betrsentuhan dengan Mbah Maimoen, namun jasa-jasa dan teladannya mampu menembus ruang dan waktu sehingga seluruh warga NU dapat merasakan kharisma Mbah Maimoen.
“Sebagai ulama dan juga politisi, pemikirannya sangat bijak dalam menjaga keberlangsungan NKRI,” terang Karnusa.
“Pikiran dan perilakuknya senantisa selalu menjadi renungan dan suri tauladan bagi kami warga Nahdliyin di Maluku. Doa kita untuk kedua tokoh ini semoga Allah menempatkan keduannya ditempat yang terbaik di sisi Allah,” pungkasnya yang juga turut mendoakan almarhum HM. Sulton Fatoni, Ketua PBNU yang wafat pada Kamis (8/8/2019) lalu. (Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua