Reuni Alumni Al-Hikmah Brebes Diisi Doa Bersama untuk Kiai dan Nyai
Senin, 7 Juni 2021 | 06:30 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Reuni Alumni Pesantren Al-Hikmah Brebes angkatan 1993-1996 yang diselenggarakan di Taman Kota, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (6/6) diisi dengan doa bersama untuk kiai dan nyai. Mereka adalah masyaikh yang telah berjasa terhadap keilmuan para santri, yang tak lain merupakan alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Hikmah Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Acara yang dikemas dengan halal bi halal tersebut berlangsung khidmat, santri cilik yang kini telah beranjak kepala tiga itu meluapkan rasa rindu mereka dengan saling berdiskusi sembari menceritakan pengalamannya saat mondok. Bagi mereka, masuk ke pondok pesantren Al-Hikmah adalah pengalaman berharga yang tidak akan pernah lupa dari ingatan.
Ketua Panitia yang juga penggagas kegiatan, Abdul Aziz, menuturkan, pertemuan sesama alumni dilakukan semata untuk mempererat tali persaudaraan. Menurutnya, akan ada hal besar yang didapatkan ketika para alumni berkumpul, tentunya, lanjut Aziz, perihal yang dimaksud merupakan suatu nilai positif yang berkontribusi terhadap kemajuan pesantren.
"Melalui reuni awal ini kami ingin membentuk kepanitian untuk menyiapkan Reuni Akbar yang akan datang,” katanya.
Di sisi yang lain, Aziz menegaskan, pertemuan dalam rangka doa bersama untuk para kiai dan nyai, baik yang sudah wafat maupun yang masih aktif mendidik santri. Dalam pertemuan itu pula, para alumni ingin mempertahankan nilai yang terkandung dalam Islam Ahlusunah wal jamaah yakni ukhuwah islamiyah, ikhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariah.
"Pertemuan ini juga selaras dengan cita-cita kami yakni menguatkan kembali ajaran Ahlusunnah wal jamaah atau Aswaja dan ke-NU-an para alumni, terlebih kami merupakan alumni pesantren NU," tuturnya.
Aziz menambahkan, diskusi kecil-kecilan di tataran para alumni pesantren Al-Hikmah di Jakarta tersebut merumuskan peta jalan alumni untuk kemajuan pesantren. Peran alumni dinilai sangat besar untuk ikut andil memajukan lembaga yang telah membesarkannya itu.
Para alumni pun mendorong pemerintah pusat agar terus meningkatkan perhatiannya kepada pondok pesantren, jangan sampai pesantren disusupi radikalisme. Sebaliknya, pesantren harus menjadi garda terdepan dalam mencegah dan menanggulangi radikalisme.
"Untuk soal ini, kami meminta kepada Pemerintah untuk melibatkan alumni-alumni pesantren NU dalam menangkal gerakan-gerakan paham radikal. Salah satu caranya dengan mengisi khutbah-khotbah Jumat atau pengajian di masjid atau majlis taklim yang berada di bawah pengelolaan pemerintah dari tingkat pusat sampe daerah,” tutup Aziz.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua