Daerah

Rijalul Ansor Madiun Hidupkan Majelis Dzikir dan Shalawat

Selasa, 11 Oktober 2016 | 03:34 WIB

Madiun, NU Online
Rijalul Ansor Kabupaten Madiun menyelenggarakan Majelis Dzikir dan Shalawat dengan membaca Ratib Al–Haddad. Peserta majelis dzikir dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum yang turut meramaikan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah tersebut. 

Meskipun hujan mengguyur Madiun, namun tak mengurangi jamaah yang mengikuti kegiatan rutin tiap sepasaran, bertempat di masjid Al Mahmud Desa Sareng kecamatan Geger kabupaten Madiun, Senin Pon (Ahad (09/10) malam.

Romli, Ketua Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Geger, mengatakan  kegiatan majelis dzikir dan shalawat dengan membaca Ratib Al–Haddad merupakan media pengembangan pemuda Ansor dalam aspek kehidupan spiritual. 

“Gerakan Pemuda Ansor merupakan generasi pelanjut ulama dan kiai sehingga perlu adanya pembinaan yang terus menerus baik lahir maupun batin,” katanya kepada NU Online.

Pihaknya juga berharap, kegiatan majelis dzikir dan shalawat ini bisa jadi media dakwah dan pengenalan organisasi GP Ansor kepada masyarakat dan pemuda di lingkungan setempat. Lanjutnya lagi, agar GP Ansor di Madiun, khususnya, dapat menjadi organisasi yang tidak melupakan jati diri sebagai organisasi yang harus bergumul dengan masyarakat, pungkas pemuda yang menjabat sekretaris desa Wonokromo.

Dalam kesempatan KH Khoiruddin Thohir asal Pagotan menyampaikan pitutur luhur. Pengasuh Pondok Pesantren Al Mubarok ini juga berpesan kepada Ansor agar mengagendakan kegiatan ini dengan rutin dan istiqomah. 

“Kita secara umum sudah tahu, kalau akidah Ahlussunnah wal Jamaah terus mendapat rongrongan dari berbagai ideologi dunia, semoga kita tetap berjuang melalui relnya masing masing,” pinta kiai yang juga aktivis Ansor di masa mudanya.

Majelis Dzikir dan Shalawat GP Ansor tersebut dibuka dengan Rebana Habsyian, kemudian istighotsah Ratib Al-Haddad, Barzanji dan pitutur luhur dan ditutup dengan doa oleh sang kiai. Dimulai sejak pukul setengah delapan malam dan berakhir pada pukul setengah sebelas. (Ali Makhrus/Mukafi Niam)