Daerah

Sidoarjo Bersholawat, Membangun Karakter Bangsa dan Nasionalisme Melalui Sholawat

Ahad, 21 Agustus 2016 | 15:10 WIB

Sidoarjo, NU Online 
Sekitar 5 ribu santri dan masyarakat se-Sidoarjo membanjiri halaman Pondok Pesantren Bumi Sholawat di Desa Lebo Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka mengumandangkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw dengan maksud agar mendapatkan syafaat-Nya.

Acara Sidoarjo Bersholawat yang bertajuk Membangun Karakter Bangsa dan Nasionalisme Melalui Majelis Sholawat ini diharapkan para santri, Nahdliyin dan masyarakat Indonesia mampu mencintai negara Indonesia secara utuh.

Panitia acara Sidoarjo Bersholawat, Habibullah bin Abdurrouf mengatakan, untuk memeriahkan HUT ke-71 RI dan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, selaku kader NU dan warga negara Indonesia pihaknya memeriahkannya dengan cara keagamaan yakni dengan bershalawat.

"Berbagai kegiatan dilakukan oleh warga di tiap kampungnya masing-masing. Kita sebagai kader NU dan warga negara Indonesia, memeriahkannya dengan mengadakan shalawat. Dengan memperingati Maulid Nabi ini, ghiroh kita sebagai warga negara yang berada di Indonesia bisa tumbuh dan mencintai Indonesia secara utuh. Karena mencintai negara adalah sebagian dari iman," kata pria yang akrap disapa Habib ini, Sabtu (20/8).

Menurutnya, Kemerdekaan Indonesia tidak luput dari peran santri. Pasalnya, pada masa perjuangan para pendahulu dan masyayich. KH Hasyim Asy'ari pernah mengeluarkan Resolusi Jihad dan menganjurkan kepada santri untuk memperjuangkan negara Indonesia dari para penjajah.

"Di dalam Islam tidak ada anjuran untuk membubarkan negara, tapi mewajibkan untuk mencintai negara. Melalui shalawat ini kita menumbuhkan rasa nasionalisme dan karakter kebangsaan untuk mencintai bangsa Indonesia," katanya.

Lebih lanjut Habib menegaskan, para santri, Nahdliyin dan warga negara Indonesia pada umumnya yang pernah ngaji harus mencintai negara Indonesia dengan utuh. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya ajaran khilafah yang merusak dan merongrong. Jika hal itu terjadi ia menyatakan harus dibentengi dengan shalawat. (Moh Kholidun/Mukafi Niam)