Internasional

5 Alasan Pengiriman Dai PBNU ke Timor Leste Harus Berkesinambungan

Kamis, 20 Maret 2025 | 11:00 WIB

5 Alasan Pengiriman Dai PBNU ke Timor Leste Harus Berkesinambungan

Suasana buka bersama komunitas Pijar di Dili, Timor Leste, Selasa (18/3/2025). (Foto: dokumentasi Abdul Fatah)

Timor Leste, NU Online

Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Timor Leste berharap agar pengiriman dai dari Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) tidak hanya pada program Ramadhan, tetapi juga berkesinambungan. Hal ini agar dakwah dilakukan secara efektif dan bisa mengubah karakter, perilaku, dan tradisi masyarakat di sana.


Hal demikian disampaikan oleh Ahmad Rudi, salah satu anggota Paguyuban Indonesia Jawa Rantau (Pijar) disela-sela buka bersama di Kanosa, Dili, Timor Leste kepada NU Online, Selasa (18/3/2025).


Menurutnya, ada lima alasan mengapa pengiriman dai dari PBNU harus berkesinambungan. Pertama, karena umat Islam utamanya warga NU di Timor Leste masih membutuhkan pendampingan secara intensif, terutama dalam aspek aqidah, ibadah, dan amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja).


“Jika dai hanya datang saat Ramadhan, maka pembinaan keagamaan tidak berjalan optimal. Dakwah yang berkelanjutan akan membantu membentuk masyarakat yang lebih kuat dalam menjalankan ajaran Islam dengan benar,” ujarnya.


Kedua, lanjutnya, karena banyaknya kelompok Islam yang beda dengan NU. Jadi warga NU di Timor Leste menghadapi berbagai tantangan, seperti masuknya kelompok Islam  yang berbeda dengan amaliah NU. “Kehadiran dai yang kontinu dapat memperkuat pemahaman Aswaja An-Nahdliyah dan mempertahankan tradisi NU di tengah masyarakat”, katanya. 


Ketiga, karena generasi muda dan anak-anak di Timor Leste sangat membutuhkan pendidikan Islam yang berbasis Aswaja. Dengan adanya dai secara berkesinambungan, para pemuda dan anak-anak NU bisa mendapatkan pembinaan yang lebih sistematis, seperti belajar Al-Qur’an, fiqh, tasawuf, dan akhlak. Ini penting agar mereka tumbuh menjadi kader NU yang kuat dan berperan dalam dakwah di masa depan.


“Kalau bisa, di sini ada pesantren ala NU sebagai garda depan dalam mendidik anak-anak dan pemuda NU. Kalau dainya masih di sini minimal satu tahun akan ada perubahan”, katanya.


Keempat, lanjut Rudi, karena dibutuhkan orang yang bisa melakukan penguatan struktur organisasi NU dan pendidikan ala NU. Itu bisa diperoleh melalui dai yang dikirim oleh PBNU ke Timor Leste.


“Secara organisatoris, NU di Timor Leste masih berkembang dan membutuhkan bimbingan dalam membangun serta mengelola organisasi secara profesional. Kehadiran dai dari PBNU dapat membantu memperkuat kepengurusan NU, meningkatkan peran  NU, serta membina para pengurus dalam menjalankan program dakwah dan sosial dengan lebih baik,” katanya.


Kelima, selain berdakwah dalam aspek ibadah, dai NU juga berperan dalam membangun kehidupan sosial yang lebih Islami. Dengan adanya pengiriman  dai secara berkesinambungan, kegiatan seperti pengajian, majelis taklim, pelatihan imam dan khatib, serta bimbingan keluarga sakinah dapat berjalan lebih efektif, sehingga masyarakat semakin kuat dalam menjalankan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari.


“Intinya, dai dari PBNU yang berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh warga NU di Timor Leste untuk menjaga dan mengembangkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Oleh karena itu, pengiriman dai dari PBNU sebaiknya tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan, tetapi juga dalam bentuk program jangka panjang untuk memastikan pembinaan keagamaan berjalan optimal,”  katanya berharap.


Kontributor: Abdul Fatah, dai Go Global LD PBNU penugasan Timor Leste