Waspadai Modus Penipu Buka Saluran Donasi Gempa Turki-Suriah via Media Sosial
Jumat, 17 Februari 2023 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah lebih dari sepekan lalu adalah bencana alam terparah sepanjang sejarah Turki modern. Gempa besar itu telah menewaskan lebih dari 41 ribu jiwa, dengan rincian 36.187 meninggal di Turki dan lebih dari 5.800 orang meninggal di Suriah.
Fenomena alam yang terjadi pada Senin (6/2/2023) itu juga merusak infrastruktur dalam jumlah besar. Pemerintah dan seluruh korban terdampak kini memerlukan uluran tangan para donatur dunia untuk memulihkan keadaan.
Saat ini, beragam saluran donasi untuk korban gempa bumi Turki dan Suriah dibuka beramai-ramai. Tujuannya, untuk membantu dan menyuplai kebutuhan mendesak korban terdampak di tengah akses yang serba terbatas pascagempa.
Namun sayangnya, kegiatan sosial tersebut dicederai oleh beberapa okum dengan membuka saluran donasi bodong. Alih-alih menyalurkan dana donasi yang tertampung kepada penyitas gempa, mereka justru mengantongi uang tersebut.
Dalam laporannya, BBC menjelaskan bahwa penipuan tersebut mengklaim pengumpulan donasi untuk para penyintas. Alih-alih membantu mereka yang membutuhkan, scammer atau penipu ini malah menyalurkan donasi dari badan amal ke akun PayPal dan dompet mata uang kripto mereka sendiri.
Beberapa metode utama yang digunakan oleh penipu terindikasi menggunakan platform media sosial, salah satunya adalah TikTok.
Di TikTok Live, misalnya. Pembuat konten dapat menghasilkan uang dengan menerima hadiah digital. Tak sedikit akun TikTok yang memposting foto kehancuran, rekaman loop, dan rekaman TV yang menunjukkan upaya penyelamatan, sambil meminta sumbangan.
Tak luput pula mereka menyematkan frasa seperti "Ayo bantu Turki", "Berdoa untuk Turki", dan "Berdonasi untuk korban gempa".
Sebuah akun yang melakukan live selama lebih dari tiga jam, menunjukkan gambar udara berpiksel dari bangunan yang hancur, disertai dengan efek suara ledakan. Di luar kamera, suara laki-laki tertawa dan berbicara dalam bahasa Mandarin. Judul videonya adalah "Ayo bantu Turki. Donasi".
Video lain juga memperlihatkan gambar seorang anak yang menangis lari dari ledakan. Pemilik akun tersebut kemudian menuliskan narasi "Tolong bantu mencapai tujuan ini". Sebuah permohonan yang jelas untuk meminta hadiah TikTok.
Namun ternyata, foto anak yang diposting oleh akun tersebut bukanlah korban dari gempa bumi Turki minggu lalu. Pencarian gambar menemukan gambar itu telah diposting di Twitter pada tahun 2018 dengan judul "Hentikan Genosida Afrin", mengacu pada sebuah kota di Suriah barat laut, tempat pasukan Turki dan sekutu mereka di oposisi Suriah menggulingkan milisi Kurdi.
Pihak TikTok sendiri menyayangkan tindakan amoral yang memanfaatkan kemalangan penyitas gempa Turki-Suriah untuk kepentingan pribadi semata. Pihaknya berujar akan menangani kasus penipuan berkedok donasi tersebut.
"Kami sangat sedih dengan gempa bumi dahsyat di Turki dan Suriah dan berkontribusi untuk membantu upaya bantuan gempa,” kata salah seorang Juru Biaca TikTok.
"Kami juga bekerja secara aktif untuk mencegah orang melakukan penipuan dan menyesatkan anggota komunitas yang ingin membantu," imbuhnya.
Tak hanya di TikTok, aksi serupa juga terendus di platform berlogo burung biru, Twitter. Di Twitter, orang-orang membagikan gambar emosional disertai tautan ke dompet mata uang kripto yang meminta sumbangan.
Salah satu akun Twitter memposting permohonan yang sama delapan kali dalam 12 jam, dengan gambar seorang petugas pemadam kebakaran menggendong seorang anak kecil di tengah bangunan yang runtuh.
Namun, gambar tersebut tidaklah nyata. Surat kabar Yunani OEMA melaporkan bahwa itu dibuat oleh Mayor Jenderal pemadam kebakaran Aegean Panagiotis Kotridis menggunakan perangkat lunak kecerdasan buatan Midjourney.
Selain itu, salah satu alamat dompet kripto telah digunakan dalam penipuan dan tweet spam dari tahun 2018. Alamat lainnya telah diposting di situs media sosial Rusia VK bersamaan dengan konten pornografi.
Salah satu contohnya adalah akun @TurkeyRelief, yang bergabung dengan Twitter pada bulan Januari, hanya memiliki 31 pengikut, dan mempromosikan donasi melalui PayPal. Akun PayPal itu sejauh ini telah menerima donasi sebesar US$900. Tapi itu termasuk $500 dari pembuat halaman, yang digunakan untuk tujuan mereka sendiri.
Pakar Keamanan Siber, Axe Sharma mengatakan upaya tersebut dibuat untuk menampilkan kesan penggalangan dana seolah tampak asli.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua