Jatim

Miskiyanto, Petani Muda Gagas Pertanian Masa Depan dengan Terobosan Urban dan Digital Farming

NU Online  ·  Senin, 10 November 2025 | 08:01 WIB

Miskiyanto, Petani Muda Gagas Pertanian Masa Depan dengan Terobosan Urban dan Digital Farming

Miskiyanto (tengah-kaos putih) saat menjelaskan inovasi bertajuk Smart Eco-Digital Agriculture. (Foto: dok NU Online Jatim)

Situbondo, NU Online

Dari kabupaten kecil di ujung timur Pulau Jawa, seorang petani muda menunjukkan bahwa inovasi pertanian bisa lahir dari tangan-tangan sederhana. Namanya Miskiyanto, seorang pemuda asal Desa Trebungan, Mangaran, Situbondo. Ia berhasil menembus 10 besar Lomba Inovasi Petani Milenial Hortikultura Jawa Timur 2025.

 

Diberitakan NU Online Jatim, gagasan yang dikembangkan oleh Miskiyanto mendapat apresiasi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Jawa Timur (DKPP Jatim). Dalam lomba tersebut, juri menilai konsepnya memiliki nilai strategis: berbasis data, berorientasi lingkungan, dan memperkuat peran generasi muda dalam ketahanan pangan.

 

Inovasinya bertajuk Smart Eco-Digital Agriculture for Youth Advancement in Horticulture, memberi warna baru dalam pertanian hortikultura di Kabupaten Situbondo. Miskiyanto menghadirkan terobosan urban farming dan digital farming dengan prinsip ekologi dan keberlanjutan.

 

Gerakan tersebut dilaksanakan bersama komunitas Pegiat Organik Desa Battal atau yang biasa dikenal dengan nama Portal. Yang dilakukan tidak hanya soal digitalisasi, tapi juga sebuah gerakan mengubah cara pandang anak muda terhadap pertanian.

 

Dari Desa Battal, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Miskiyanto bersama Fathor Rahman PPL Kecamatan Panji, Idris selaku Pegiat Organik Desa Battal (Portal), memulai eksperimennya.

 

Ia memasang perangkat IoT sederhana untuk menganalisa pH, kelembapan tanah, suhu tanah, dan kadar NPK dalam tanah. Dari sesor data kemudian dikirim dan divisualisasikan dalam bentuk dashboard sederhana yang dikembangkan.

 

Jika dulu waktu menyiram dan memupuk hanya melalui perkiraan, kini bisa mengetahui kandungan pH, kelembapan, dan NPK langsung dari layar handphone. Sehingga, dengan inovasi ini dapat mengurangi pemakaian air dan pupuk kimia hingga 30 persen. Sebagai gantinya, Komuitas Portal memproduksi pupuk organik air dan padat dari urine dan limbah ternak sapi tetangga.

 

Pertanian Hijau Berbasis Nilai Islam dan Ketahanan Pangan

Miskiyanto memaknai inovasinya bukan hanya sekedar teknis, tapi juga teologis. Baginya, Smart Eco-Digital Agriculture adalah wujud nyata tentang keseimbangan (tawazun) dan amanah sebagai khalifah fil ardh.

 

”Alam bukan milik kita untuk dieksploitasi, tapi titipan yang harus dirawat dan kita jaga. Jika tanahnya sudah sakit, maka yang repot kita juga,” tegasnya dalam keterangan tertulis kepada NU Online Jatim, Ahad (09/11/2025).

 

Ia menyebutkan, jika inovasi tersebut dikembangkan dengan dukungan kebijakan, bukan tidak mungkin konsep inovasi ini dapat diintegrasikan dalam program pemerintah soal ketahanan pangan.

 

Untuk itu, Miskiyanto berharap agar inovasi yang dikembangkan dapat menjadi model integrasi teknologi dan lingkungan yang bisa diadopsi oleh pesantren dan kelompok tani yang lain.

 

”Kita melihat harapan baru lahir dari desa. Semoga inovasi ini terus berlanjut dan dampaknya bisa dirasakan oleh petani yang lain,” pungkasnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang